Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau aliran Sungai Loji yang tercemar limbah batik di kawasan Kampung Batik Kauman, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (23/9/2015)./Antara-Pradita Utama
Travel

Universitas Ciputra Siapkan Kampung Wisata Batik Banyuwangi

Ropesta Sitorus
Senin, 13 Juni 2016 - 19:51
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kesuksesan Kampoeng Batik Laweyan hingga Kampoeng Batik Kauman di Kota Solo menginspirasi Universitas Ciputra (UC) Surabaya untuk mengembangkan kampung wisata batik di Banyuwangi.

Dalam lima bulan ke depan, UC Surabaya akan membuat konsep kampung wisata batik di Banyuwangi. Tahapan selanjutnya yakni persiapan lahan yang diprediksi selama tujuh bulan. Berikutnya, yakni perencanaan bisnis pembangunan kampung wisata batik.

Dosen Universitas Ciputra, Juliuska Sahertian dan Kepala Laboratorium Fashion Department, Fabio Ricardo Toreh mengaku telah bertemu dan menyampaikan hal tersebut dengan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

Inisiatif itu disampaikan Universitas Ciputra mengingat batik merupakan warisan leluhur yang sudah mendunia dan mendapat pengakuan UNESCO sejak 2 Oktober 2009. Di sisi lain, pariwisata Banyuwangi naik sangat pesat. Pendapatan per kapita Banyuwangi naik dari Rp 21 juta tahun 2010 menjadi Rp 39 juta pada tahun 2015 karena pariwisata.

“Kalau dua kekuatan ini digabungkan menjadi sebuah kampung wisata batik, hasilnya bisa dahsyat,” kata Juliuska, dalam keterangan tertulis dari Kemenpar, Senin (13/6/2016).

Alasan lain memilih Banyuwangi lantaran perkembangan batik di daerah ini cukup signifikan. Industri kreatif berbasis fashion di Banyuwangi, dinilai cocok dipadukan dengan pengembangan pariwisata. Apalagi, daerah itu juga memiliki infrastruktur transportasi yang memadai dan dekat dengan Bali sebagai jantung utama pariwisata Indonesia.
Kampung wisata batik ini akan menjadi pusat pembelajaran, pengembangan, dan pemasaran batik.

“Kampung wisata batik di Banyuwangi nantinya akan menjadi etalase semua jenis batik ramah lingkungan yang ada di Indonesia. Lengkap dengan ceritanya,” katanya.

Lebih lanjut, kampung wisata batik didesain sebagai bagian dari Program Wisata Inti Rakyat (PIR) yang untuk menghidupkan pariwisata pedesaan. Pelaku usaha lokal akan diedukasi soal pembuatan batik ramah lingkungan hingga desain skema fesyen.

Bupati Banyuwangi, Azwar Anas merespons positif gagasan tersebut. Menurutnya, adanya kampung wisata batik Banyuwangi bakal mampu mendorong tumbuhnya industri batik dan pariwisata di kabupaten berjuluk Sunrise of Java itu. Namun, dia menekankan pengembangan industri batik di Banyuwangi harus tetap menempatkan UMKM lokal sebagai pilar utama melalui pendekatan pembukaan lapangan pekerjaan.

“Dengan dukungan Pemprov Jatim, tahun ini mulai dirintis Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan batik di Banyuwangi. Lalu, Oktober mendatang, Kementerian Perindustrian mengumpulkan pewarna alam se-Indonesia untuk ditampilkan di Banyuwangi. Kalau ditambah kampung wisata batik, Kreativitas pembatik lokal, mulai dari pengembangan motif hingga desain fashion, pasti akan tumbuh. Sekarang para perajin batik giat berproduksi karena laris seiring banyaknya wisatawan,” kata Anas.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi hal tersebut sebagai Pentahelix, gabungan lima unsur yang harus bersatu dan bergerak bersama-sama. Kelimanya yakni akademisi, business, community, government, dan media.

“Ketiga lima unsur ini bersatu, dan memiliki visi pariwisata, maka saya jamin sektor ini akan semakin kuat mengakar dan bisa diandalkan,” kata Arief.

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro