Bisnis.com, JAKARTA - Menyantap brokoli dipercaya bisa menurunkan risiko penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.
Zat flavonoid yang ada dalam "makanan super" ini membantu respons tubuh terhadap penyakit.
Hanya dengan memakan sayuran ini sekali dalam tiga hari bisa membantu memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Para ilmuwan percaya bahwa mereka tinggal selangkah lagi untuk membuat sayuran lain seperti kale dan kol dengan kandungan fenolik yang tinggi.
"Fenolik memiliki aktivitas antioksidan yang bagus dan bukti terus bertambah bahwa aktivitas itu mempengaruhi alur biokimia yang berhubungan dengan peradangan pada mamalia," kata pakar genetik Dr. Jack Juvik dari Universitas Illinois, Amerika Serikat.
Peradangan adalah respons terhadap penyakit atau kerusakan. Fenolik pun menjadi zat yang sangat dibutuhkan untuk menurunkan berbagai risiko penyakit tersebut.
Fenolik adalah zat yang tanpa rasa dan berisfat stabil. Artinya, sayuran yang mengandung zat tersebut bisa dimasak tanpa menghilangkan khasiatnya. Saat sayur dimakan, zat tersebut langsung diserap oleh tubuh dan dialirkan ke beberapa bagian tubuh atau dikumpulkan di liver.
Tubuh manusia tidak bisa menghasilkan fenolik sehingga zat tersebut harus didapat dari makanan. Sementara itu, flavonoid menyebar ke seluruh aliran darah dan mengurangi peradangan melalui aktivitas antioksidan yang terdapat di dalamnya.
"Kita tak bisa mendapatkan zat-zat tersebut dari tubuh , sehingga harus dipasok dari makanan. Zat tersebut juga tak bisa tinggal di tubuh selamanya, jadi kita harus makan brokoli setiap tiga atau empat hari untuk mengurangi risiko terserang kanker atau penyakit-penyakit degenaratif lain," jelas Dr. Juvik di Dailymail.