Anjing/foxnews
Fashion

Hikayat Sang Penyelamat Anjing

Dika Irawan
Rabu, 10 Agustus 2016 - 10:34
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-Di saat orang-orang mengusir anjing-anjing di sekitar pemukimannya karena dianggap mengganggu. Mereka dengan sepenuh hati justru datang menyelamatkan anjing-anjing tersebut.

Sebuah rumah di perumahan Ganda Asri 2, Tangerang, Banten dari luar tampak sepi. Namun begitugerbang rumah dibuka, saya disambut puluhan ekor anjing. Mereka langsung mengerumuni saya, seolah memberikan salam selamat datang. Tak ada gonggongan sebagaimana anjing yang curiga terhadap orang asing.
 
"Anjing kalau kita santai, dia juga santai," ucap Doni Herdaru Tona, menyambut kedatangan Bisnis di kediamannya itu pada Mei lalu.
 
Anjing-anjing ini tampak terawat, bulunya bersih dan ramah terhadap tamu yang datang. Di antara kerumunan itu, ada seekor anjing yang menyandang disabilitas tidak memiliki kaki depan dan seekor lainnya terlihat mendapat bekas luka-luka pada bagian tubuhnya.
 
"Ini dulunya disiksa dikurung di dalam kandang burung selama dua tahun," ujarnya saat menunjuk anjing yang mendapat bekas luka-luka itu.
 
Doni adalah pendiri Animal Defender, kelompok penyelamathewan. Adapun rumah itu merupakan tempat perlindungan bagi anjing dan kucing yang berhasil diselamatkan Doni dengan Animal Defendernya dari berbagai tempat di ibu kota dan sekitarnya.
 
Terhitung ada sekitar 200 ekor anjing dan 40 ekor kucing yang menghuni rumah tersebut. Sebenarnya ada satu rumah lagi masih di kawasan kompleks itu yang menjadi tempat penampungan anjing-anjing berukuran besar.
 
Biasanya ketika baru pertama kali datang ke rumah tersebut kondisi anjing-anjing itu memprihatinkan seperti mengalami luka-luka hingga menderita penyakit. Selepas mendapat perawatan medis, selanjutnya anjing-anjing tersebut akan dilatih mentalnya agar kondisi kejiwaannya kembali normal.
 
Seluruh jenis anjing maupun kucing mendapat perawatan yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.Doniberkomitmen menolong hewan-hewan yang membutuhkan pertolongan tanpa harus memperhatikan apakah mereka ras lokal atau impor.
 
"Mau anjing lokal maupun ras impor, selama butuh bantuan kami bantu," ujarnya.
 
Lain halnya jika yang berkeliaran anjing-anjing ras impor, kemungkinan orang-orang berebut mengamankannya.
Sebagai penyelamat hewan, Doni melihat pola pikir masyarakat masih menganggap anjing ras lebih bagus dibanding lokal. Padahal anjing lokal justru lebih nurut ketimbang ras impor. Doni pun geram dengan sikap diskriminasi tersebut.
 
"Ingin kelihatan gagah, lalu pelihara anjing. Ya kalau mau gagahan mending jadi TNI saja jangan pelihara anjing," ujarnya.
 
Dia bercerita dibanding kucing, anjing kurang mendapat tempat di masyarakat. Lantaran dianggap najis, kadang anjing-anjing terlantar justru diusir. Namun ada ada pula, sang pemilik karena bosan akhirnya membuang anjingnya.
 
Lebih sadisnya, anjing-anjing itu ada yang dikonsumsi oleh orang-orang tertentu.
Karena itu Doni tidak akan melepaskan begitu saja anjing-anjing yang telah disembuhkannya. Kekhawatirannya kalau anjing-anjingnya dilepas rentan mengalami perlakuan buruk. Namun untuk kucing-kucing, akan dilepaskan kembali ke tempat-tempat aman agar mereka dapat mencari makan sendiri.
 
"Ada anggapan kucing kan peliharaan nabi. Intinya tidak aman mau jadi kucing atau anjing. Yang aman itu menjadi presiden," ujarnya tertawa.
 
Agar anjing-anjing yang telah diasuhnya tidak mengalami kekerasan serupa maka Doni akan menyeleksi para calon pengadopsi. Dia menuturkan menjadi pengadopsi anjing-anjing dari tempat penyelamatan hewan memiliki nilai lebih dibanding membeli.
 
Dengan uang, calon pemilik hewan dapat menentukan anjing kesukaannya. Namun dengan mengadopsi, calon pengadopsi berjasa terhadap kelangsungan hewan-hewan peliharaanyang memiliki masa lalu kelam seperti dibuang ke kali, tertabrak kendaraan bermotor hingga ditaruh di kandang burung.
 
Doni mengimbuhkan itu anjing-anjing ini membutuhkan rumah baru dengan pemilik yang lebih mencintainya.
"Menyayangi anjing itu akan jauh lebih bersyukur. Selain itu untung secara materi karena tidak mengeluarkan uang banyak," ujar pria berambut gondrong itu.
 
Sisi lainnya dengan adopsi membantu gerakan sosial non profit untuk memberi kesempatan anjing atau kucing lain yang masih telantar mendapatkan perlindungan. Doni mengakui tempat penampungannya terbatas. Alhasil ketika tak ada yang mengadopsi maka tempatnya tak mampu menampung anjing-anjing lain di luar sana yang memerlukan pertolongan.
 
Namun urusan mencari calon pengadopsi anjing-anjing punbukan perkara gampang. Peminat banyak tapi yang benar-benar berkomitmen sangat sulit dicari. Komitmen diperlukan agar calon pengadopsi tidak lagi menyakiti anjingnya. Doni pun menerapkan syarat ketat untuk menguji sejauh mana komitmen para calon pengadopsi anjing-anjingnya. Syarat-syarat tersebut antara lain rumah mesti jauh dari tempat ibadah, tahu dokter hewan di mana, dan rumah tidak banjir.
 
Satu syarat saja tidak lolos, maka calon pengadopsi harus mundur. Apalagi yang memanfaatkan kedekatan karena pertemanan, Doni pasti tidak memperkenankan mengadopsi hewan-hewannya.
 
Selesai tahap-tahap tersebut, Doni akan mewawancarai para calon pengadopsi itu untuk melihat apakah mereka layak atau tidak memiliki anjing-anjing tersebut. Menurut dia dari gestur akan terlihat, mana mereka yang sungguh-sungguh dan setengah-setengah memelihara hewan-hewan tersebut.
 
"Kalau  bohong akan banyak gerak aneh," ujarnya.
 
Saat proses wawancara, Doni akan mempersilahkan mereka untuk berinteraksi langsung dengan anjing yang hendak diadopsi. Interaksi menjadi keharusan bagi para calon pengadopsi anjing. Sebab bagaimana mau menjadi pemilik yang ramah jika sama anjing saja takut. Dari interaksi itu akan terlihat chemistry antara calon pemilik dan anjingnya.
 
Begitu dinyatakan lolos, Doni tak akan melepaskan begitu saja anjing-anjing itu. Bersama rekan-rekannya di Animal Defender, dia akan terus memantau perkembangannnya dengan cara mengunjungi beberapa bulan sekali ke rumah pengadopsi. Di samping itu, akan ada infeksi mendadak untuk mengukur komitmen mereka.
 
"Buat kami ini wajib dilakukan untuk melindungi anjing-anjing itu tidak kembali ke lingkaran setan," ujarnya.
Perjuangan Doni menyelamatkan anjing dan kucing tidaklah sendiri. Ada orang-orang dengan kepeduliannya baik atas nama komunitas maupun perorangan menolong hewan-hewan tersebut.
 
Model sekaligus aktris Davina Veronica Hariadi dan penulis Alberthiene Endah contohnya. Kedua orang ini di samping kesibukannya rela menyisihkan waktunya menyelamatkan anjing-anjing maupun kucing. Melalui sosial media mereka mengkampanyekan perlindungan hewan-hewan tersebut.
Penulis : Dika Irawan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro