Bisnis.com, JAKARTA-Siapa tak mengenal Lulu Lutfi Labibi? Perancang asal Yogyakarta yang sedang naik daun itu selalu membawa aura segar dan menularkan tren baru di dunia fesyen Indonesia melalui karya-karyanya yang berkarakter.
Desainer langganan para selebritas itu juga terkenal dengan permainan kain lurik pada setiap koleksinya, serta termasyur dengan aksen drape pada busana-busananya yang mengelaborasi nuansa tradisional dengan sentuhan modern nan edgy.
Kali ini Lulu kembali hadir dengan koleksi terbarunya yang bertajukGendangsari Berlari. Dapat diduga, dia mampu menghadirkan set-set busana siap pakai dengan konsep yang out of the box dan hasil akhir yang cukup kharismatik.
Diluncurkan di Kota Gudeg pada Agustus, koleksi tersebut merupakan curahan hatinya tentang kegelisahan yang dia rasakan sewaktu masih remaja. Dia meluapkan cerita tentang bagaimana dirinya sebagai pemuda dari Jawa Tengah yang berlari menggapai cita-cita.
Oleh karena itu, koleksi tersebut sekaligus dijadikannya sebagai sebuah persembahan bagi para pemuda yang berjuang meraih cita-cita mereka. Itulah mengapa dia memilih menggandeng siswa SMK tata busana dalam proses pengerjaannya.
“[Dalam menghasilkan koleksi ini], saya berkolaborasi dengan siswa-siswi SMKN 2 Gendangsari, yang merupakan murid binaan Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim,” jelasnya.
Seperti biasa, material lurik Jogja kembali bermunculan dalam koleksi Lulu. Hanya saja, kali ini dia menautkannya dengan perpaduan kain tenun dari Kupang. Tidak hanya itu, dia menghadirkan motif flora dan fauna khas Desa Gendangsari di Gunungkidul.
Beberapa pola yang tampak menonjol pada koleksi tersebut misalnya motif buah dan daun pisang, bunga sepatu, pohon bambu, maupun berbagai jenis unggas. Dia menabrakkan satu motif dengan lainnya dalam berbagai potongan asimetris longgar dan aksen draping.
Sebagaimana koleksi-koleksi terdahulunya, Lulu lebih banyak bermain dengan palet earth tone, yang hangat dipandang dan sesuai untuk berbagai acara. Dia mengombinasikan nuansa hitam, putih, coklat, dan abu-abu dengan sedikit sentuhan marun sebagai highlight.
Terdapat 90 set busana yang dipaparkan dalam koleksi tersebut. Hampir keseluruhannya tidak dijeda dengan pembedaan palet atau tema, sehingga terkesan mengalir dari sekuen awal hingga akhir.
Selain berbagai jenis sandang perempuan yang diluncurkan, dia mempersembahkan deretan busana berpotongan androgini dan busana khusus pria, yang didominasi atasan tunik panjang serta celana longgar a lasarung dan gaya aladdin.
Terkait karakter drape dan asimetris yang menjadi andalan dalam karya-karyanya, Lulu mengaku tidak berencana mencari signature design yang lain. Sebab, baginya drape memiliki sifat spontan dan memberi kesan unik serta tidak pasaran pada busana.
Secara keseluruhan, koleksi terbaru Lulu—sebagaimana koleksi pendahulunya—sesuai bagi pribadi dan pecinta fesyen yang berkarakter, menyukai detail dancutting, serta tidak ingin memiliki gaya yang selaras dengan tren pasar.