Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu alasan banyak orang takut ke dokter dan vaksinasi, karena harus disuntik dengan jarum.
Apalagi, tak sedikit orang yang merasa fobia pada jarum suntik. Akibatnya, mereka memilih untuk minum obat sembarangan atau sama sekali tidak melakukan vaksinasi.
Kini ketakutan karena vaksin dengan jarum suntik mungkin akan segera berakhir, ketika vaksin berbentuk semprotan hidung FluMist baru-baru ini disetujui oleh FDA AS.
Baca Juga WHO Setujui Vaksin Mpox LC16m8 |
---|
Kabarnya, vaksin ini tahun depan, obat ini dapat dibeli dari toko obat di AS dengan resep dokter dan diberikan di rumah.
“Ini memberikan pilihan baru untuk menerima vaksin influenza musiman yang aman dan efektif, yang berpotensi memberikan kenyamanan, fleksibilitas, dan aksesibilitas yang lebih besar bagi orang dan keluarga,” ujar Dr Peter Marks, direktur pusat vaksin FDA dilansir dari timesofindia.
Namun vaksin hidung bukanlah satu-satunya cara untuk menghindari rasa sakit dan jarum suntik. Para peneliti di Universitas Texas di Dallas, AS, telah menemukan MOF-Jet yang dapat menyemprotkan vaksin dalam bentuk bubuk melalui kulit menggunakan gas bertekanan.
Rasanya seperti terkena peluru Nerf (sejenis pistol mainan). Penyelidik utama Jeremiah Gassensmith mulai memikirkan ide tersebut selama pandemi, dengan membeli potongan-potongan sistem injeksi jet bertenaga gas terkompresi yang dirakit di laboratorium oleh Yalini Wijesundara, seorang mahasiswa pascasarjana.
“Ini murah dan melindungi bahan biologis seperti asam nukleat. Kami juga dapat menyimpan formulasi vaksin di dalamnya dalam bentuk bubuk pada suhu kamar, sehingga menghilangkan kebutuhan akan suhu yang sangat dingin yang dibutuhkan oleh banyak vaksin cair. Jika Anda menembaknya dengan CO2, ia akan melepaskan muatannya lebih cepat di dalam sel; kalau pakai udara biasa butuh empat atau lima hari,” kata Wijesundara paparnya.
MOF sekarang digunakan untuk memberikan kemoterapi untuk mengobati melanoma, jenis kanker kulit yang paling serius.
Di Universitas Oxford, Darcy Dunn-Lawless dan rekan-rekannya menggunakan USG agar vaksin dapat meresap melalui kulit. Untuk penelitian pada tikus, campuran cairan molekul vaksin dan protein dioleskan ke kulit, yang kemudian dipaparkan dengan gelombang suara selama satu setengah menit.
Ultrasonografi mendorong cairan ke lapisan atas kulit, tempat molekul protein membentuk gelembung. Dengan lebih banyak USG, gelembung-gelembung itu pecah, mendorong molekul vaksin lebih dalam ke dalam kulit.
Sebuah jarum memasukkan vaksin langsung ke otot, tetapi bagian dalam kulit sudah cukup untuk imunisasi dan bahkan menghasilkan lebih banyak antibodi, katanya.
Uji coba vaksin baru-baru ini di Gambia, Afrika Barat, menunjukkan bahwa patch kulit dengan jarum mikro yang tidak menimbulkan rasa sakit dapat memberikan hasil yang luar biasa. Bentuknya seperti plester yang menempel, mudah disimpan dan diangkut ke tempat-tempat terpencil, dan dapat membantu mengimunisasi anak-anak di seluruh dunia terhadap penyakit virus campak yang menular dan seringkali berakibat fatal.
Patch tersebut menempel di lengan sementara jarum mikroskopis mendorong vaksin melalui kulit tanpa rasa sakit. Dosis pertama melindungi lebih dari 90% dari 200 bayi dan balita dalam uji coba tersebut.
“Mereka menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa vaksin dapat diberikan dengan aman dan efektif kepada bayi dan anak-anak dengan menggunakan teknologi microarray-patch,” Ed Clarke, pimpinan vaksin dan imunitas di London School of Hygiene & Tropical Medicine Medical Research Council Unit di Gambia.