Bisnis.com, JAKARTA--Kekecewaan justru bisa berbuah manis jika seseorang bisa mengambil hikmah dan bersikap positif terhadap apapun yang dihadapi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai pesan itu yang perlu tersampaikan dalam film Athirah, film karya produksi Miles Films yang diadaptasi dari kisah nyata kehidupan sosok Ibunda Wapres Kalla. "Untuk menjadi mirip 100% dengan kenyataan aslinya tentu sulit, tapi intinya pesan yang diinginkan sampai, bahwa kekecewaan itu bisa diatasi dengan semangat dan kerja keras, "ujar Wapres Kalla di sela acara pemutaran film perdana Athirah di Jakarta, Senin(26/9/2016).
Dia berharap kisah dalam film tersebut bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat dengan gambaran keteduhan seorang ibu di mata anak-anaknya. Dalam kesempatan tersebut Kalla juga mengapresiasi penulis novel biografi Athirah, Albertine Endah, yang telah menceritakan kembali perjalanan sang Ibunda dengan baik. Berdasarkan cerita, film Athirah menggambarkan pergulatan seorang perempuan Bugis yang ingin mempertahankan keutuhan keluarganya saat ada perempuan lain memasuki kehidupan sang suami.
Pada saat yang sama, anak lelaki tertuanya yang masih remaja, Ucu (Chritoffer Nelwan), mengalami kesulitan memahami Athirah dan konflik yang tengah terjadi di keluarganya.
Film karya duet sineas kenamaan Mira Lesmana dan Riri Riza itu disebut-sebut menembus tiga festival film internasional secara berturut-turut, yakni, Vancouver International Film Festival, Busan International Film Festival, dan Tokyo International Film Festival. Vancouver International Film Festival (VIFF) menjadi tempat pemutaran perdana film Athirah secara internasional. Festival berlangsung pada 29 September 2016 - 14 Oktober 2016.
VIFF adalah salah satu festival film terbesar di Amerika Utara yang di tahun-tahun sebelumnya telah menampilkan sederet film-film berkualitas antara lain, Bowling for Columbine (Michael Moore, 2002), A Separation (Asghar Farhadi, 2011) dan Cemetery of Splendour (Apitchapong Weerasetakul, 2015).
Proses produksi film Athirah menjadi moment reuni bagi Mira Lesmana, Riri Riza, Salman Aristo, Yadi Sugandi (penata kamera), Chitra Subyakto (penata kostum), Eros Eflin (penata artistik), dan bintang utama Cut Mini. Mereka pernah bekerja sama dalam film Laskar Pelangi (2008), delapan tahun silam.