Bisnis.com, JAKARTA—L’Oréal Indonesia beserta pabriknya, L’Oréal Manufacturing Indonesia mendapatkan pengakuan atas berbagai upaya dan inovasi yang dilakukan di bidang berkelanjutan oleh beberapa institusi terkemuka.
Presiden Direktur L’Oréal Indonesia Umesh Phadke menyatakan tahun ini L’Oréal Indonesia mendapatkan tiga penghargaan penting yakni yang pertama pada 25 Agustus, L’Oréal Indonesia menerima Sustainable Business Award 2016 pada kategori ‘Business Responsibility and Ethics’, diselenggarakan oleh Global Initiatives and Price Waterhouse Coopers. Lalu, pada 10 Oktober, L’Oréal Manufacturing Indonesia memperoleh penghargaan tertinggi pada kategori “Best of the Best” pada Jababeka Tenant Award 2016 di keseluruhan kategori yakni praktik lingkungan, program CSR dan kepatuhan pada peraturan Kawasan Industrial, dari PT Jababeka Infrastructure.
Selain itu, lanjutnya, pada 17 November kemarin L’Oréal Indonesia dinobatkan sebagai salah satu ‘Top Five Green Companies in Asia’ pada Asia Corporate Excellence and Sustainability Awards 2016, diselenggarakan oleh MORS Group.
“Kami sangat bangga dan merasa terhormat atas pengakuan yang kredibel terhadap seluruh upaya kami di seputar inisiatif global perusahaan dibidang keberlanjutan yang diberi nama ‘Berbagi Keindahan dengan Sesama’ atau ‘Sharing Beauty with All',” katanya dalam siaran pers, Selasa (22/11/2016).
Program ini, tambahnya, melibatkan perubahan besar dalam melakukan bisnis di seluruh rantai nilai dan bagaimana pihaknya menetapkan tujuan untuk mencapai ambisi memproduksi lebih banyak dengan dampak seminimal mungkin.
”Program ini bertujuan untuk menjadikan keindahan sebagai arti untuk menebar kebaikan dan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan. Menempatkan keberlanjutan sebagai hal utama dalam keseluruhan rantai nilai kami dari cara kami berinovasi, memproduksi dan mendistribusikan produk kami, hingga cara kami mengembangkan kapasitas karyawan kami, mitra kerja dan masyarakat dimana kami beroperasi, hingga cara kita mendorong konsumen kami untuk membuat pilihan konsumsi yang lebih berkelanjutan dalam menggunakan produk kami,” bebernya.
Dia menambahkan salah satu komitmennya adalah “Produksi yang Berkelanjutan” dengan ambisi yang tinggi yaitu secara signifikan mengurangi jejak lingkungan perusahaan pada tahun 2020 sebesar 60% dari jejak yang dihasilkan di tahun 2005. “Produksi yang Berkelanjutan” mencakup empat area utama antara lain pengurangan konsumsi air dan limbah, pengurangan emisi karbon dioksida dan menghasilkan nol sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Direktur Pabrik L’Oréal Manufacturing IndonesiaGuillaume Delaplace mengatakan keberlanjutan selalu menjadi bagian utama dalam setiap operasi, prosedur, serta seluruh rantai nilai L’Oréal Manufacturing Indonesia. Di pabrik, berbagai terobosan telah dilaksanakan terhadap komitmen ‘Sharing Beauty with All’ seperti penggunaan listrik hijau untuk mengurangi emisi CO2, proyek sludge drying atau pengeringan limbah lumpur cair untuk mengurangi konsumsi limbah, program komposter untuk mencapai tujuan kami untuk menghasilkan nol sampah ke TPA dan berbagai program pengurangan penggunaan air.
“L’Oréal Manufacturing Indonesia adalah pabrik pertama di Indonesia yang memperoleh LEED (Leadership in Energy & Environmental Design) Silver certification oleh US Green Building Council di tahun 2012. Pabrik baru dan terbesar dari seluruh pabrik L’Oréal di dunia ini pada waktu diluncurkan tersebut dirancang dengan mengikuti prinsip yang ketat untuk konservasi energy, sumber-sumber energi hijau dari pembangkit listrik Kracak mini-hydro untuk listriknya, dilengkapi dengan Waste Water Treatment Plant (WWTP) dan fasilitas Sludge Drying dalam kompleks pabrik, diluar hal tersebut kami telah berhasil mencapai nol sampah ke TPA sejak Desember 2015,” tegasnya.
Kantor pusat L’Oréal Indonesia di Jakarta juga merupakan kantor pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikat Greenship Interior Space oleh Green Building Council Indonesia di tahun 2014.
L’Oréal Indonesia terus mengatur pengurangan limbah, CO2 dan air melalui operasi kami, memastikan POS (point of sales) dan ketersediaan bisnis secara bertahap mengadopsi bahan dan desain yang berkelanjutan, serta mendorong pedagang/vendor/pemasok untuk mengadopsi prinsip-prinsip berkelanjutan yang sama,” tandasnya.
