Bisnis.com, JAKARTA - Tidak semua orang menyukai gaya berbusana yang ribet, penuh detail, atau terlalu edgy. Banyak juga yang lebih mengedepankan potongan simpel dan detail minimalis untuk mencapai kesempurnaan penampilan.
Gaya minimalis untuk keseharian tidak selalu membuat penampilan seseorang ‘tenggelam’ di antara yang lainnya. Dengan perpaduan estetika yang tepat, seseorang justru bisa tampil menonjol dengan pilihan busana yang sangat simpel sekalipun.
Salah satu trik berpenampilan simpel tapi stylish adalah mengaplikasikan estetika ala Skandinavia. Gaya mereka identik dengan aksen minimalis, cenderung uniseks, tetapi elegan dan modis, serta nyaman digunakan untuk keseharian.
Berbagai busana dengan estetika Skandinavia yang sedang menjadi tren itu dapat disimak pada pergelaran White Man & Woman trade show yang digelar pada 14-16 Januari di Milan. Tahun ini, ajang fashion internasional itu diikuti oleh 270 label alias naik 18% dari tahun lalu.
Salah satu highlight dalam pergelaran tersebut adalah koleksi dari Wood Wood, label pakaian siap pakai asal Denmark.Brand populer yang didirikan pada 2002 ini sangat identik dengan citarasa para pemuda Skandinavia yang lebih menyukai streetwear bergaya boyish.
Baik koleksi busana perempuan maupun laki-lakinya didominasi oleh potongan-potongan longgar dan santai, sepertisweater, jumper, atau berbagai kemeja uniseks yang didominasi palet warna netral seperti putih, hitam, abu-abu, merah tanah, biru tua, atau cokelat.
“Kami ingin menjembatani gaya khasstreetwear ke dalam dunia high fashion. Koleksi kami terdiri dari 50% busana pria dan 50% busana wanita yang terjual di lebih dari 30 negara. Kami juga memiliki 5 flagship stores di negara-negara Skandinavia,” papar Co-founderWoow Wood Karl-Oskar Olsen dalam siaran pers yang dilansir White Man & Woman.
Label lain yang berpartisipasi dala mperhelatan fesyen itu adalah Aalto dari Finlandia. Brand yang dirancang oleh Tuomas Merikoski itu memiliki pendekatan feminin dalam desainnya, tetapi tetap diperkaya dengan detail-detail maskulin yang proporsional, nyaman, dan elegan.
Ciri khas lainnya adalah pemilihan palet warna alam yang cerah tapi tidak mencolok, sehingga mengesankan estetika fashion yang kuat. Misalnya saja, kuning dan merah ala musim gugur, cokelat tanah, hijau daun, dan marun.
Beberapa brand lain yang juga unjuk gigi antara lain Bananatime dari Belanda, Eliran Nargassi dari Israel, Repetto dari Prancis, The AM Crew dari Denmark, Twins Florence dari Italia, Ultrachic dari Italia, dan Xacus dari Italia.
Bananatime lebih banyak bermain dengan potongan rileks dan cuek sepertijumpsuit, serta kemeja dan celana longgar. Karakter koleksi mereka ditonjolkan melalui berbagai motif printyang eksentrik.
Adapun, Eliran Nargassi menampilkan koleksi busana pria yang sangat dapperdengan sentuhan edgy yang tidak berlebihan, serta pemilihan palet warna dingin yang elegan. Senada, Xacus juga banyak bermain dengan potongan simpel dan gaya uniseks.
Pada koleksi busana perempuan, Twins Florence dan Ultrachic masing-masing meluncurkan set-set gaun ala resort yang santai, flowy, tetapi tetap simpel meskipun diperkaya dengan berbagai motif print yang cukup ramai.
The AM Crew menegaskan karakter rebel dalam koleksi jaket kulit mereka. Label yang sedang digandrungi oleh para pemuda Eropa Utara itu cocok bagi penyuka gaya street wear yang cuek dan mengusung semangat jiwa bebas.
Jadi, siapa bilang busana simpel tidak bisa outstanding? Naga-naganya estetika Skandinavia akan semakin digandrungi pada 2017, melanjutkan tren street wear yang sudah berjalan selama beberapa tahun belakangan.
“Label-label Skandinavia menawarkan produk yang bermutu baik dengan rasio harga yang kompetitif. Saya rasa gaya Skandinavia bisa mengisi jarak antara citarasa pasar ala Italia dengan harga yang lebih terjangkau,” jelas Direktur Kreatif Revolver, Christian Maibom.