Bisnis.com, JAKARTA - Selaras dengan semakin bergairahnya tren beauty enthusiasts global, orang Indonesia kian hari kian sadar kecantikan. Konsumsi produk tata rias dan perawatan kulit pun seolah bertransformasi menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian kalangan.
Bersamaan dengan melonjaknya gaya hidup ala beauty guru itu, industri kecantikan dan perawatan kulit di Tanah Air turut terkerek. Bahkan, Indonesia digadang-gadang menjadi hot spot dan pasar favorit baru bagi perusahaan-perusahaan kosmetika internasional.
Pada saat mayoritas pasar negara berkembang melesu; pasar Indonesia justru berkembang bak cendawan di musim hujan. Berdasarkan proyeksiEuromonitor, Indonesia bakal menjadi pasar paling prospektif untuk produk perawatan kulit selain di China dan Brasil.
Irina Barbalova dari Cosmetic Design menjelaskan, saat ini perusahaan kosmetika dan perawatan kulit internasional menghadapi persaingan ketat dengan kemunculan banyak pemain lokal dan regional.
“Pada 2016, untuk pertama kalinya pertumbuhan pasar kosmetika dan perawatan kulit di negara berkembang tidak sampai dua digit. Namun; Indonesia, Turki, dan Arab Saudi menorehkan perkecualian. Mereka adalah tpasar yang paling harus dicermati,” paparnya.
Indonesia diprediksi memasuki jajaran 10 besar pasar produk kecantikan dan perawatan kulit global pada 2019. Pada tahun yang sama, nilai pasar produk perawatan kulit diteropong mampu menembus lebih dari US$130 miliar di seluruh dunia.
“Dari seluruh segmen industri kecantikan, rata-rata belanja produk perawatan kulit warga dunia bernilai US$15/orang. Angka itu lebih tinggi dibandingkan rerata belanja produk perawatan rambut US$10/orang dan produk mekap berwarna US$7/orang,” lanjut Irina.
Tidak hanya itu, sepertiga dari pendapatan industri kecantikan pada 2019 akan berasal dari produk perawatan kulit. Padahal, kontribusi penjualan produk perawatan kulit antara 2009—2014 hanya sebesar 23% dari total pendapatan industri kecantikan.
Prediksi yang sama juga menyebutkan pada 2019 diperkirakan sekitar 80% total belanja produk perawatan kulit bakal didominasi oleh pasar Asia. China akan menguasai 75% pasar produk perawatan kulit premium, mengalahkan Jepang.
Dari segi jenis produk, perawatan kulit yang bakal berjaya adalah pelembap dan masker wajah. Saat ini saja, 70% perempuan China sudah menggunakan berbagai jenis masker wajah setiap pekannya.
Adapun, beradasarkan merek, produk-produk perawatan kulit dari Korea Selatan seperti Innisfree dan TheFaceShop akan semakin melesat, bersama dengan merek internasional yang sudah lebih senior seperti L’Oreal.
Menurut riset Cosmetic Design, di Indonesia sendiri para konsumennya semakin sadar penampilan. Orang Indonesia berpendapat bahwa belanja produk perawatan kulit adalah investasi untuk menunjang penampilan demi mendapatkan peluang yang lebih baik.
“Beberapa tahun belakangan, konsumen di Indonesia semakin terpapar tren beauty enthusiasts dunia melalui tayangan internet, media sosial, dan lain-lain. Akibatnya, gaya hidup mereka semakin sophisticated, sehingga mereka menjadi semakin demanding.”
Menariknya, di Indonesia merek-merek perawatan kulit yang mengusung dan menjanjikan produk halal akan menjadi tren besar dalam beberapa tahun ke depan. Sehingga, berbagai perusahaan mulai melirik pasar halal untuk produk kecantikan di Tanah Air.
Selain India, Indonesia mendominasi pasar kosmetika dan produk perawatan kulit halal di Asia Pasifik. Future Market Insights (FMI) mengestimasi pertumbuhan belanja produk kecantikan halal di Indonesia bakal mencapai 9,9% per tahun selama 2015—2020.
Lantas, seperti apa sebenarnya jenis perawatan wajah yang digemari oleh konsumen Indonesia? Ke mana arah trennya pada 2017?
Tren Perawatan
Ternyata, rata-rata orang Indonesia ‘tergila-gila’ dengan berbagai jenis produk perawatan kulit antipenuaan. Menurut Presiden Direktur Miracle Aesthetic Clinic Group Lanny Juniarti, produk dan perawatan antiaging akan menjadi tren dominan pada tahun ini.
Jika tahun lalu konsumen Tanah Air keranjingan berbagai perawatan yang menjajikan wajah lebih tirus (V-shape) ala bintang Korea karena pengaruh di media sosial, tahun ini terobosan di dunia perawatan kulit akan lebih intensif untuk lini antipenuaan.
Menurut Lanny, konsep dasar dari perawatan antiaging adalah bagaimana mencegah dan melawan penuaan dini dengan memperlambat laju penuaan sel-sel kulit dan memperbaiki tanda-tanda penuaan.
“Dengan demikian, sekalipun usia semakin bertambah, fungsi tubuh dan kualitas kesehatannya bisa terjaga selayaknya saat usia masih muda,” ujarnya di Jakarta belum lama ini.
Dia memprediksi tahun ini permintaan dan tuntutan konsumen untuk tampil lebih muda dari usia aslinya akan semakin tinggi.
“Sudut pandang orang Indonesia terhadap kecantikan juga akan semakin bervariasi; tidak hanya cantik dari segi wajah saja.”
Itulah mengapa, lanjutnya, perkembangan industri perawatan kulit di Tanah Air kedepannya tidak akan lagi hanya memperhatikan salah satu aspek kecantikan atau kesehatan kulit juga, tetapi lebih holistik.
“Produk kecantikan dan perawatan kulit tidak hanya lagi persoalan wajah, tetapi estetika tubuh yang proporsional dan seimbang secara keseluruhan. Pada intinya, keberhasilan perawatan kulit tetap membutuhkan sentuhan multidimensi agar hasilnya lebih maksimal.”