Bisnis.com, JAKARTA - Galeri Indonesia Kaya bersama Titimangsa Foundation mempersembahkan pertunjukan yang diadaptasi dari sastra Melayu Tionghoa berjudul Bunga Roos dari Tjikembang di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Sabtu (4/2).
Bunga Roos dari Tjikembang merupakan karya Kwee Tek Hoay yang dimainkan oleh Verdi Solaiman, Vanessa Kalani Ong, Madin Tyasawan, Andi Bersama, dan disutradarai Wawan Sofwan.
Bunga Roos dari Tjikembang berkisah tentang Oh Ay Tjing, seorang administratur perkebunan karet di Gunung Mulia, Bogor yang mempunyai seorang Nyai yang sangat dicintai, bernama Marsiti. Demi cintanya pada Marsiti, Ay Tjing rela melawan keluarganya dengan menolak menikahi Gwat Nio, anak dari pemilik perkebunan tempat Ay Tjing bekerja.
Oh Pin Lo, ayah dari Ay Tjing membujuk Ay Tjing untuk melepaskan Marsiti dan menikah dengan Gwat Nio demi martabat keluarga. Ay Tjing yang awalnya bersikeras menolak karena cintaya pada Marsiti, akhirnya menyetujui perjodohan ini. Marsiti pun bersedia dengan ikhlas hati untuk pergi dari kehidupan Ay Tjing, karena menurutnya, menolak perintah orang tua adalah dosa besar. Kepergian Marsiti ternyata meninggalkan banyak misteri dan kabar yang menggemparkan semua orang.
"Melalui pertunjukan ini, kami ingin menyampaikan bahwa Indonesia kaya sekali akan karya sastranya sehingga masyarakat Indonesia lebih giat untuk mencari tahu dan menjadi lebih minat untuk membaca karya-karya sastra Indonesia,tutur Wawan Sofwan, sutradara pertunjukan Bunga Roos dari Tjikembang, dalam keterangan resmi, Sabtu (4/2).
Wawan mengaku senang ketika mengetahui besarnya antusiasme penonton dalam menikmati pertunjukan ini di Galeri Indonesia Kaya. "Senang sekali rasanya dapat mengangkat karya sastra klasik menjadi seni pertunjukan," imbuhnya.
Titimangsa Foundation adalah yayasan nirlaba yang dibentuk Happy Salma pada Oktober 2006. Titimangsa bergerak di bidang budaya.
Pada awal terbentuknya, Titimangsa ditujukan untuk menjadi wadah seorang Happy Salma menuangkan ekspresi kreatifnya dalam berkesenian. Happy senang menulis dan bermain di panggung teater, maka untuk mewadahi kesukaannya, Happy membuat sebuah badan organisasi.
Saat ini, Titimangsa juga fokus bergerak mewadahi seniman-seniman yang berpotensi tinggi tetapi tidak mempunyai akses menuju publik untuk menunjukkan karyanya.