pulau-pulau karst di Wayaq, Raja Ampat/Antara
Travel

Pemerintah Siapkan Kapal Wisata di Raja Ampat

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Kamis, 16 Februari 2017 - 17:41
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman segera mengembangkan kapal wisata atau yacht di kawasan wisata Raja Ampat, Papua.

Asisten Deputi Jasa Kemaritiman, Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman Okto Irianto mengatakan pengembangan ini dilakukan karena kapasitas kapal yang tersedia saat ini sudah tidak mencukupi bagi para wisatawan. Oleh sebab itu pemerintah ingin menambah pengoperasian kapal yacht berkapasitas 20 orang.

“Saat ini belum begitu berkembang, nah kita ingin kembangkan misalnya di Raja Ampat, di mana pengunjung dan minat penggunaan kapal di sana dari tahun ke tahun melonjak. Namun fasilitas belum memadai,” kata Okto Irianto melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (16/2).

Okto meyakini dengan adanya pengembangan kapal tersebut, para wisatawan bisa mengelilingi Raja Ampat dan menghabiskan waktu lebih lama. Kapal yang disediakan nanti juga dipastikan sebagai kapal Indonesia.

Dengan demikian, pemerintah tidak lagi menggunakan kapal bantuan dari negara tetangga, misalnya kapal-kapal wisata dari Australia. Pemerintah pun harus mencari agar tingkat keterisian kapal ini bisa maksimal.

“Kapalnya dari mana, nanti kita sesuaikan lagi aturan-aturan yang berlaku dari dalam, bisa kita buat sistem wisata yang pas untuk itu dan bisa menampung wisata di sana. Ini rencana ke depan, yang tahun 2017 ini masih coba direalisasikan, ini kita masih menunggu semoga ada kabar baik,” ujarnya.

Untuk industri wisata kapal yacht itu sendiri, lanjut Okto, memiliki pangsa pasar masing-masing, yakni kelas menengah, kelas menengah ke atas, kelas Luxury, serta pangsa pasar sekelas Menteri hingga Presiden.

Dia menjelaskan bahwa orang yang berkunjung ke Raja Ampat terdiri dari beberapa pasar atau kelas, maka untuk berbagai kelas pemerintah harus mempersiapkan kapal tersebut. Dia berharap uji coba perdana di Raja Ampat bisa menstimulus investor menambah unit kapal di kawasan wisata lain.

“Kita coba dahulu mudah-mudahan ini ada usaha investasi di situ, dari pihak swasta mudah-mudahan berhasil, minimal untuk pasar paling atas dulu yang kemudian berkembang ke pasar bawahnya,” jelasnya.

Nantinya, jika implementasi kapal yacht di Raja Ampat berhasil, Okto optimistis para investor juga akan meraup pasar kapal wisata di daerah lain misalnya; Wakatobi, Pulau Komodo dan Flores, hingga Pulau Alor.

Selain di Raja Ampat, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyiapkan investasi Rp250 miliar untuk pengembangan pelabuhan penyeberangan di kawasan wisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Barat. ASDP joint venture bersama PT PP dan Patra Jasa dengan kepemilikan saham mayoritas ASDP 51%. Sisanya akan dimiliki oleh dua BUMN tersebut.

ASDP melihat potensi bisnis perhotelan dan wisata di Labuan Bajo cukup besar karena pertumbuhan turis mencapai 18% per tahun. Misalnya saja pada 2015 totak wisatawan asing ada 80.000 orang. Sayangnya, Labuan Bajo belum memiliki infrastruktur dan fasilitas perhotelan yang mencukupi.

Tak hanya ASDP, perusahaan pelat merah PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III juga menyiapkan rencana pengembangan UPP kelas III Labuan Bajo yang akan diserahkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun ini.

Direktur Utama PT Pelindo III Orias P. Moedak mengungkapkan pihaknya akan memisahkan fungsi antara pelabuhan milik perusahaan dan UPP Kelas III Labuan Bajo yang akan dikerjasamakan dengan Kementerian Perhubungan.

Orias mengatakan Pelindo III sudah memiliki rencana mengembangkan pelabuhan eksisting milik perusahaan. Perseroan akan memisahkan terminal kargo dan terminal penumpang. Untuk kapal yacht, Pelindo III juga memiliki lahan di sebelah selatan Labuan Bajo seluas 8 hektare.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro