Kuda Berkeliaran
Sejumlah kuda dan hewan ternak yang digembalakan tampak bebas berkeliaran di padang rumput di sepanjang jalan.
Setelah kurang lebih 15 menit berkendara, jalan beraspal pun berakhir di wilayah El Cusco, pemberhentian pertama di Gurun Tatacoa.
"Saya turunkan kamu di sini untuk menjelajahi. Lebih baik kenakan sepatu boot karena tanah akan berlumpur setelah hujan tadi malam," kata Augusto.
Gurun Tatacoa memiliki dua warna tanah yang berbeda: merah bata di El Cusco dan abu-abu di Los Hoyos.
Tanah merah bata Gurun Tatacoa tampak kontras dengan birunya langit Kolombia kala itu. Kekuatan alam telah membentuk Gurun Tatacoa menjadi lanskap asing nan menakjubkan.
Air, angin dan terik matahari telah memahat tanah Tatacoa menjadi rangkaian tebing yang seakan tertutup tirai sementara jejak-jejak aliran air berliku-liku di lembahnya.
Lanskap jingga yang kering dan berkerut Tatacoa membentang sejauh mata memandang sedangkan permukaan tanahnya merekah di bawah terik matahari yang memanggang.
Zona yang mengalami erosi dahsyat tersebut lah yang menjadi daya tarik utama di wilayah Gurun Tatacoa yang membentang seluas kurang lebih 330 km persegi di utara Neiva.
Di atas tanah gurun yang kering tumbuh berbagai keluarga tanaman kaktus, semak berduri dan tanaman xerofit lain yang telah beradaptasi untuk bertahan hidup di lingkungan yang memiliki sedikit air.
Gurun tersebut juga menjadi rumah bagi sejumlah spesies laba-laba, kadal, burung hingga ular.