Bisnis.com, JAKARTA— Pesona aktris senior Christine Hakim seolah tak ada matinya. Kali ini, Christine memerankan sosok Ngasirah (ibu kandung Kartini) dalam film Kartini karya Sutradara Hanung Bramantyo.
Di perannya kali ini, Christine merasa sangat beruntung lantaran masih diberi kepercayaan memerankan sosok di balik layar lahirnya seorang Kartini hingga dikenal masyarakat luas. Lewat perannya ini, Christine menyadari jika seorang anak merupakan produk orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Dalam kesempatan ini, Christine juga mengungkapkan jika hingga detik ini banyak persepsi berbeda tentang Kartini yang menganggapnya gagal sebagai pahlawan emansipasi wanita karena menikah dengan bupati Rembang. Namun hal tersebut menurut Christine bukan menjadi persoalan, karena di lain sisi, banyak dimensi perjuangan Kartini yang juga sangat berharga.
“Hidup itu pilihan, dan membuat pilihan itu sangat sulit. Termasuk pilihan yang diambil Kartini. Pada akhirnya Kartini tidak jadi ke Belanda melanjutkan pendidikan, itu bukan sebuah kekalahan, tapi Kartini memilih Indonesia tanpa menghilangkan cita-citanya,” kata Christine dalam konferensi pers, Rabu (5/4).
Bagi aktris peraih enam piala citra ini, film Kartini lahir dengan kondisi yang sangat kontekstual dengan kondisi saat ini. Bahwa saat ini banyak orang yang menuntut ilmu di luar negeri, tapi tak ingin kembali mengabdi untuk negaranya.
Selain itu, menurutnya film ini menambah salah satu referensi sejarah tentang napak tilas seorang Kartini dengan pergolakan batin yang tergambar secara jelas. Hal itu menurutnya tak lepas dari kemampuan sorang Hanung Bramantyo membuat film ini dengan cara yang bisa diterima masyarakat.