Bisnis.com, JAKARTA — Momen Lebaran sangat identik dengan kebiasaan mudik ke kampung halaman. Biasanya momen ini banyak ditunggu bagi mereka para perantau atau diaspora yang berada di negeri orang.
Sayangnya, tak semua diaspora bisa merasakan indahnya berkumpul bersama sanak keluarga di Hari Lebaran. Sebagian di antara mereka, khususnya di negara minoritas muslim harus rela Lebaran di perantauan.
Bulqia Mas’ud salah satunya. Seorang diaspora asal Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat yang sedang menjalani pendidikan di Melbourne, Australia. Tahun ini, adalah kali kedua mahasiswa Master of Education di Monash University sejak 2015 ini merasakan momen Idulfitri di sana.
Baca Juga Inilah Menu Lebaran Khas Indonesia |
---|
Bulqia mengatakan, saat perayaan Lebaran di Melbourne tak jauh berbeda dengan Indonesia. Terutama dalam hal sajian makanan khas lebaran. Saat Lebaran, tambahnya, tetap disajikan opor ayam, ketupat, dan berbagai makanan khas daerah masing-masing.
“Iya tetap disajikan [makanan khas Lebaran Indonesia], ada yang bawa opor, makanan Padang, ada juga Coto Makassar. Tergantung orang yang menyiapkan makanan, karena mereka memasak sesuai makanan khas daerah masing-masing,” katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Pakar Kuliner Sisca Soewitomo mengatakan, orang Indonesia di mana pun berada mereka selalu menyiapkan lontong dan opor. Hal ini tak lain karena bahan untuk membuat masakan tersebut terbilang mudah didapatkan, termasuk di negara-negara minoritas umat muslim.
“Makanan khas Indonesia seperti ketupat dan opor itu sudah pasti. Alasannya karena di mana pun bahan-bahan itu mudah didapatkan,” katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.