Taman Ismail Marzuki/wikipedia
Fashion

Membangun Tanpa Paku, Karya Baru dari Generasi Millennial

Ramdha Mawaddha
Minggu, 23 Juli 2017 - 11:33
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-- Masih dalam rangkaian program Lintas Media, Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menggelar performance art bertajuk Membangun Tanpa Paku: mengikat tubuh timur, Sabtu (22/7/2017) di Geleri Cipta II Taman Ismail Jakarta.

Di bawah koordinasi Kelvin Atmadibrata, proyek ini merupakan respon kerja lintas media dalam perspektif antar kultur. Program ini melibatkan seorang seniman Jepang: Yuzuru Maeda dan 3 seniman lndonesia: Aziz Amri, Kelvin Atmadibrata, dan Rummana Yamanie.

Proyek ini dapat disaksikan publik sejak pukul 15.00-20.00 malam ini. Di proyek kali ini, tim produksi berfokus pada tali dan artefak sebagai instrumen. Jangan heran, di banyak titik pada area pertunjukan banyak tali yang bertebaran.

Instrumen tali ini trinspirasi oleh praktek Shibari, yaitu teknik keterampilan tali-menali, dan asosiasi yang kuat di sekitar wacana BDSM (kegiatan alternatif seksual yang melibatkan permainan peran). Pertunjukan durasional ini akan memperlihatkan konteks lebih dalam, bukan erotisisme semata. Mengutip bait-bait Sastra Jawa klasik berasal dari Serat Gathaloco.

Para seniman yang terlibat akan menyalurkan latar belakangnya masing-masing. Dimulai dengan 4 seniman berlaku solo secara bersamaan, diikuti dengan teka teki dalam bahasa Jawa Kuno sebagai rangkaian monolog. Tiap pelaku seni berkontribusi dalam membangun tensi serta keheningan ruang melaiui musik, kata-kata, dan instalasi. Satu segmen berlangsung selama kurang lebih 15 menit dengan pola berulang-ulang selama 5 jam untuk meraih titik terletih, berujung ke dalam penggambaran intens dari seorang yang tunduk (submission) dengan yang berkuasa (dominance).

Proyek ini merupakan salah satu karya dari generasi milenial yang saat ini terwadahi oleh Dewan Kesenian Jakarta. "Kami berharap multi disipliner akan menjadi sebuah metode yang dapat menarik seniman-seniman muda", ujar Kelvin Admadibrata.

Kelvin menambahkan, kolaborasi dengan seniman yang berbeda kultur dapat memperkaya pembacaan atas perbedaan latar dan pertemuan baru dalam bekerjasama aktivisme seni.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro