Bisnis.com, JAKARTA – Penyakit radang hati yang disebabkan oleh virus hepatitis telah menjadi salah satu penyebab kematian, terutama di negara berkembang. Namun, penyakit mematikan ini belum menjadi perhatian padahal jumlah penderitanya terbilang cukup tinggi.
Diperkirakan sepertiga populasi dunia pernah terpapar virus Hepatitis B dan 350-400 juta di antaranya merupakan pengidap Hepatitis B.
Prevalensi Hepatitis B di Indonesia pada populasi sehat diperkirakan mencapai 4.0-20.3%. Adapun, Prevalensi Hepatitis C di Indonesia cukup tinggi dengan angka kejadian 2,5% (Riskesdas 2013), meningkat dari angka sebelumnya 2,1% (Riskesdas 2007).
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Rino Alvani Gani, Sp.PD-KGEH mengatakan hampir 80% penderita hepatitis tidak berciri atau bergejala.
“Tahu-tahu sudah parah. Paling gejalanya hanya sering lemas. Hepatitis ini menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak. Lebih banyak di negara berkembang, terutama dimana higienis, sanitasi dan pelayanan kesehatan belum baik,” ujarnya dalam rilis yang diterima Bisnis, Selasa (31/8/2017).
Penyakit hepatitis B lebih mematikan sehingga perlu proses pencegahan dengan pemberian vaksinasi. Bisa juga diberikan kepada bayi yang baru lahir. Dokter biasanya akan menyuntikkan imunglobulin dan vaksin hepatitis B tidak lebih dari 24 jam bayi lahir sebagai bentuk pencegahan. Sebab, virus tersebut dapat menular dari ibu ke bayi melalui jalan lahir.
“Untuk hepatitis C sebagian besar ditularkan melalui darah yang terinfeksi. Misalnya transfusi darah atau penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Atau kebiasaan berbagi barang pribadi seperti gunting kuku, pisau cukur, atau alat menikur dan pedikur di salon kecantikan.”
Untuk mencegah terserang virus hepatitis, maka perlu adanya pemberian vaksinasi. Pemerintah sendiri, telah membuat program 2030 Indonesia Bebas Hepatitis. Untuk mendukung hal tersebut, Kimia Farma mengadakan seminar dan skrining tes hepatitis B dan C secara cuma-cuma yang digelar di beberapa kota seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Makassar, Semarang, dan Bandung.
Skrinis test gratis Hepatitis B dan Hepatitis C dapat dilakukan juga di 46 cabang Laboratorium Klinik Kimia Farma seluruh Indonesia dengan total skrining 4.600 test gratis bagi masyarakat.