Hepatitis C/cdc
Health

WHO Uji Prakualifikasi Alat Tes Mandiri Hepatitis C

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 11 Juli 2024 - 16:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan prakualifikasi tes mandiri terhadap hepatitis C.

WHO merekomendasikan tes mandiri HCV (HCVST) pada tahun 2021, untuk melengkapi layanan tes HCV yang ada di berbagai negara.

Rekomendasi ini didasarkan pada bukti yang menunjukkan kemampuannya untuk meningkatkan akses dan penggunaan layanan, khususnya di kalangan masyarakat yang mungkin tidak melakukan tes.

“Penambahan produk ini ke dalam daftar prakualifikasi WHO memberikan cara yang aman dan efektif untuk memperluas layanan pengujian dan pengobatan HCV, memastikan lebih banyak orang menerima diagnosis dan pengobatan yang mereka perlukan, dan pada akhirnya berkontribusi terhadap tujuan global penghapusan HCV.” demikian pernyataan WHO dilansir dari timesofindia.

Produk tersebut, yang disebut uji mandiri OraQuick HCV, diproduksi oleh OraSure Technologies, merupakan perpanjangan dari pra-kualifikasi Tes Antibodi Cepat HCV OraQuick® yang awalnya diprakualifikasi oleh WHO pada tahun 2017 untuk penggunaan profesional.

Ini adalah immunoassay untuk deteksi kualitatif antibodi imunoglobin G (IgG) terhadap virus hepatitis C (anti-HCV) dalam cairan mulut, darah lengkap di jari, darah lengkap pungsi vena, spesimen plasma (EDTA, natrium heparin, litium heparin, dan natrium sitrat ), dan serum (tabung pemisah serum (SST), dan dari individu berusia 11 tahun ke atas.

Proses ini dilakukan secara manual dan strip pengujian mengandung peptida sintetik dan protein rekombinan dari daerah inti, NS3, dan NS4 genom HCV (garis uji) dan IgG anti-manusia kambing (garis kontrol) yang diimobilisasi ke dalam membran nitroselulosa.

Tentang hepatitis C

Hepatitis C adalah infeksi virus yang menyerang hati, terutama ditularkan melalui paparan darah yang terinfeksi. Virus ini, yang diidentifikasi sebagai HCV, dapat menyebabkan bentuk hepatitis akut dan kronis.

Hepatitis C akut sering kali muncul dengan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali, sehingga sulit untuk didiagnosis secara dini. Namun, jika tidak diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi hepatitis C kronis, yang seiring berjalannya waktu dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah, termasuk sirosis, kanker hati, atau gagal hati.

Beban global akibat hepatitis C sangatlah signifikan, dengan perkiraan 71 juta orang terkena dampaknya di seluruh dunia. Faktor risikonya meliputi praktik penyuntikan yang tidak aman, sterilisasi peralatan medis yang tidak memadai, dan transfusi produk darah yang tidak disaring.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro