Bisnis.com, JAKARTA - Anda yang mengonsumsi makanan rendah lemak untuk menurunkan berat badan melakukan satu kesalahan besar.
Dikutip dari laman Boldsky.com, Jumat (8/9/2017), Sebuah studi baru mengklaim bahwa diet rendah lemak sebenarnya berbahaya daripada yang kita kira. Untuk penelitian ini, peneliti dari Universitas McMaster Kanada telah mengumpulkan 135.335 peserta dari 18 negara yang berbeda.
Selama studi, para peneliti menemukan bahwa konsumsi lemak jenuh terendah memiliki risiko kematian dini 13% lebih tinggi, sementara konsumsi lemak yang lebih tinggi memiliki kemungkinan kematian prematur 23% lebih rendah. Studi ini juga menghubungkan asupan lemak jenuh dengan risiko stroke lebih rendah.
Peserta dipantau antara tahun 2003 dan 2013. Pola konsumsi makanan mereka dipantau secara ketat. Para peserta kemudian dibagi berdasarkan jumlah energi yang mereka dapatkan dari kelompok makanan tertentu seperti karbohidrat, protein dan lemak
Selama masa tindak lanjut, tingkat kematian dan penyakit kardiovaskular dinilai. Sebanyak 5.796 kematian dan 4.784 kasus penyakit kardiovaskular utama dilaporkan.
Baca Juga Kopi Kurangi Risiko Diabetes |
---|
Para peneliti juga menemukan laporan, bahwa mengganti lemak dengan karbohidrat seperti roti dan nasi bisa menjadi salah satu alasan mengapa orang tidak dapat menerima nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.
Konsumsi karbohidrat yang tinggi membuat orang mengalami kemungkinan kematian prematur sebesar 28%, menurut penelitian tersebut. Studi ini awalnya diterbitkan dalam jurnal The Lancet.