Bisnis.com, JAKARTA -- Galeri Nasional Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menggelar Pameran Seni Rupa Koleksi Galeri Nasional Indonesia pada 5 Oktober – 12 November 2017 di National Art Gallery, Palace, Sofia, Bulgaria. Perhelatan ini digelar dalam rangka Wonders of Indonesia yang diinisiasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Sofia, Bulgaria.
Sebelumnya, Galeri Nasional Indonesia pernah menggelar program serupa berupa Pameran Keliling di beberapa negara, dengan tema dan konten berbeda. Pameran Keliling yang menampilkan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia sekaligus merupakan koleksi negara (State Collection) telah digelar di Kuala Lumpur (Malaysia), Bangkok (Thailand), Manila (Filipina), (Hanoi) Viet Nam, Yangon (Myanmar), Tlemcen (Al Jazair), Washington, D.C. (Amerika Serikat), Phnom Penh (Kamboja), Canberra (Australia), dan Frankfurter Kunstverein (Jerman) dalam rangka Frankfurt Book Fair (FBF) 2015.
Saat ini dalam waktu bersamaan, Galeri Nasional Indonesia juga turut menggelar pameran seni rupa kontemporer di Brussels dan Antwerp (Belgia) dalam rangka Europalia Arts Festival Indonesia 2017.
Pameran yang dipresentasikan oleh Kurator Citra Smara Dewi ini menampilkan sepuluh koleksi Galeri Nasional Indonesia yang merupakan hasil karya para perupa kenamaan Indonesia. Diantaranya Popo Iskandar, Affandi, Nyoman Arsana, Fadjar Sidik, Batara Lubis, A.D. Pirous, I Ketut Tagen, Sentot, Hatta Hambali, dan Mulyadi. Para perupa tersebut memiliki pengaruh besar terhadap sejarah dan perkembangan seni rupa Indonesia.
Sebab itu, pameran ini memetakan sejarah perjalanan bangsa Indonesia, khususnya dalam melihat perkembangan seni rupa melalui karya-karya seni lukis yang diciptakan seniman Indonesia pada masa pascakemerdekaan yaitu era 1950-an hingga 1980-an. Dinamika seni rupa Indonesia pada masa itu diwarnai dengan pelbagai aliran seperti realisme, ekspresionisme, impresionisme, dekoratif, hingga abstrak.
Seperti Affandi, Popo Iskandar, A.D. Pirous dan Fadjar Sidik, mereka memiliki peran signifikan dalam perkembangan seni rupa modern-kontemporer bangsa Indonesia, karena memiliki “kebaruan” dalam konsep berkarya pada zamannya. Sedangkan Nyoman Arsana, Batara Lubis, I Ketut Tagen, Sentot, Hatta Hambali, dan Mulyadi menampilkan karya-karya seni lukis realis, dekoratif, impresionis dan abstrak.
Dalam siaran pers yang diterima, Senin (9/10/2017), Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus ‘Andre’ Sukmana berharap dapat mempererat kerjasama dalam bidang kebudayaan dan memperluas jejaring diplomasi kultural lintas institusi dan lintas negara, khususnya Indonesia dan Bulgaria. Selain itu, “pameran ini diharapkan menjadi media edukasi dan apresiasi untuk mempromosikan karya-karya seni rupa modern Indonesia dan sarana untuk memperkenalkan lebih dekat eksistensi para perupa Indonesia di mata dunia internasional,” ungkap Tubagus.