Bisnis.com, JAKARTA - Nusantara memang memiliki keanekaragaman yang begitu luas. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia membunyai kekayaan kain tradisional di masing-masing daerah. Tak hanya batik, beberapa waktu belakangan tenun-tenun khas sebuah derah juga banyak dieksplor para perancang busana Tanah air.
Menurut desainer Barli Asmara, saat ini industri fesyen Indonesia telah banyak menggunakan kain-kain tradisional, termasuk batik, tenun dan songket. Hanya saja, Barli menyayangkan kurangnya perhatian dan kepedulian terhadap pengrajin kain yang menjadi ujung tombak dari setiap helai kain yang digunakan para perancang.
"Mungkin daerahnya iya [banyak dikenal], tetapi pengrajinnya, pembatiknya siapa, dan penenunnya siapa, itu sangat jarang diperlihatkan," kata Barli.
Kepeduliannya terhadap pengrajin kain tradisional ini membuatnya melakukan sebuah program CSR bernama Kain Negeriku. Program ini dilakukan untuk para pengrajin tenun dan songket di Jambi. Program ini dimaksudkan untuk menyejajarkan para pelaku UMKM dengan para pengrajin kain.
Dalam koleksi terbarunya untuk tren 2018, Barli juga mengangkat kain tradisional Jambi dengan menggandeng para pengrajin yang terlibat di baliknya. "Makanya saya hadirkan desainernya siapa, perajinnya siapa dan songketnya siapa yang buat."
Selama 3 tahun ke depan, Barli akan turut serta membantu para pengrajin kain di Jambi untuk bisa ikut tampil menyajikan karyanya di industri fesyen Tanah Air.
"Saya akan lanjutkan ke daerah lain, sebagai Duta Jambi 2017, saya fokus di sini [Jambi] dulu. Next targetnya nanti lagi setelah 3 tahun di sini [Jambi]," tuturnya.