Bisnis.com, JAKARTA – Tarawangsawelas, salah satu grup musik asal Indonesia, turut memeriahkan gelaran Europalia 2017.
Dalam perhelatan tersebut, Tarawangsawelas telah bermain di lima kota berbeda. Pada 11 November 2017 mereka manggung dalam program Meakusma, Eupen, Belgia; 12 November 2017 di Muziekgebouw aan ‘t IJ, Amsterdam, Belanda; 15 November 2017 bermain di Berghain, Berlin, Jerman; 16 November 2017 manggung di Vooruit, Gent, Belgia; dan 17 November 2017. Kemudian, menutup pertunjukannya di Jazzhouse, Copenhagen, Denmark.
Tarawangsawelas terbentuk pada 2011. Grup musik ini dibentuk oleh dua anak muda bernama Wisnu Ridwana dan Teguh Permana, yang bertemu di Sekolah Tinggi Seni Indonesia - sekarang Institut Seni Budaya Indonesia Bandung.
Wisnu bertindak sebagai pemain jentreng, sejenis alat musik kacapi tetapi berukuran kecil, berbahan kayu, dan berdawai tujuh. Teguh bertindak sebagai pemain tarawangsa (kesenian Sunda dari Rancakalong, Kabupaten Sumedang, terdiri dari dua alat musik, yakni rebab dan kacapi).
“Dalam beberapa situasi, [kami] juga menyertakan Mina Mella Restuaffina sebagai penari,” kata Wisnu dalam keterangan tertulis, Selasa (21/11/2017).
Album pertama mereka direkam pada Maret 2017, dan dirilis oleh Morphine Records. Pada Oktober 2017, mereka mengedarkan album itu dalam format vinyl.
Mengenai kehadirannya di Europalia, Wisnu menuturkan mereka bertemu dengan seorang etnomusikolog berkebangsaan Amerika Serikat, Palmer Keen. Melalui Keen, mereka diperkenalkan dengan musisi internasional.
“Hingga akhirnya berkesempatan ikut dalam Europalia Festival tahun ini,” ujar Wisnu.
Keen sendiri memiliki situs auralarchipelago.com. Dia rajin mengembara keliling kepulauan Indonesia, untuk menemukan, mendokumentasikan, mengekspos, dan mempromosikan musik tradisional yang tak banyak dikenal. Dalam beberapa tahun terakhir, Keen sudah melakukan perjalanan ke pulau-pulau besar, seperti Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, hingga titik-titik kepulauan kecil, seperti Rote dan Selayar.
Wisnu menuturkan dibandingkan dengan grup musik lainnya yang ikut Europalia, Tarawangsawelas memiliki perbedaan. Sebab, hanya mereka yang mewakili kesenian tarawangsa. “Tiap grup musik yang ikut festival tersebut punya kesenian dan warnanya masing-masing,” ujar Wisnu.