Bisnis.com, JAKARTA -- Industri busana muslim indonesia diklaim lebih maju dibandingkan negara-negara lainnya di Asean.
Ketua Divisi Umum Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Atajudin Nur mengungkapkan para pengusaha dari luar negeri seringkali kaget dengan perkembangan industri busana muslim di Indonesia.
"Busana-busana muslim kita di Asean itu lebih update, lebih berkembang dibandingkan dengan mereka. Ketika kita sudah memakai jilbab dengan model yang bermacam-macam, mereka sampai saat ini memakai jilbab yang dasar untuk kegiatan-kegiatan pesta atau kegiatan-kegiatan kenegaraan," ungkapnya pada konferensi pers Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2018 di Jakarta, Kamis (22/3/2018).
Namun, Indonesia diakui masih memiliki kekurangan yakni rata-rata pengusaha busana muslim lebih mengutamakan menjual produk dibandingkan menjual brand.
"Nah, kekurangan kita adalah ketika produk kita dibeli banyak, itu tanpa brand. Jadi, kalau mau lebih luas ya brand kita sekalian bawa," jelas Atajudin.
Kemenkop UKM menyatakan terus berusaha agar tidak hanya produk Indonesia yang dikenal di luar negeri, tapi juga merek milik para pengusahanya.
Untuk itu, dia mengajak para pelaku usaha untuk mendaftarkan mereknya ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM. Dengan demikian, ketika ada buyer dari luar negeri yang datang, brand asal Indonesia turut dikenal.
Saat ini, lanjut Atajudin, hanya beberapa merek terkenal yang sudah terdaftar.
"Brand-brand top sudah registrasi, tapi yang perlu kita perhatikan adalah brand-brand yang kelas bawah itu padahal produknya tidak kalah. Desainer Indonesia harus memikirkan lagi produknya agar lebih dikenal di mancanegara. Daripada kita cuma jual produk kan, brand-nya juga harus dikenal," tuturnya.