Bisnis.com, BALI - Kerja sama yang cukup unik dijalin Pemerintah Provinsi Sulsel dengan Pemerintah Provinsi Bali. Kali ini kolaborasi itu dituangkan dalam bentuk motif untuk kain tenun dan songket.
Kedua daerah yang memang dikenal sebagai produsen kain tenun dan songket akan berkolaborasi menuangkan motif khas dari daerah masing-masing dalam kain tenun dan songket. Kerja sama tersebut dilakukan melalui penandatanganan MoU di Sanggar Pamuji Agung Suci, Gianyar, Bali, Sabtu (11/8/2018).
"Kerja sama dalam pengembangan tenun dan songket ini akan diberi nama Bali Magis yang berarti Bali, Makassar, dan Bugis. Dalam kain tersebut akan dikolaborasikan ciri khas dari Sulsel dan Bali," kata Pj. Gubernur Sulsel, Soni Sumarsono seusai penandatanganan.
Selain untuk memperkuat hubungan antarbudaya kedua daerah ini, kerja sama yang dilakukan juga untuk memacu kapasitas kemampuan para perajin kain tenun dan kain songket. Hal ini juga bertujuan untuk melestarikan dan menjaga hubungan generasi ke generasi.
Yang terpenting, kata Sumarsono, kerja sama ini juga memiliki nilai tata niaga untuk mendukung perekonomian khususnya para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di industri kain tenun dan songket.
"Dengan adanya kerja sama ini tentu akan meningkatkan ekonomi masyarakat, termasuk terserapnya tenaga kerja baik di Sulsel maupun Bali," jelasnya.
House of Marsya sebagai spesialis kain tenun dan songket Nusantara dipercaya untuk memberikan pelatihan dan pembinaan bagi para penenun di pusat pertenunan Puteri Ayu Gianyar Bali yang memang merupakan mitra binaan dari House of Marsya.
Menurut Sumarsono, Indonesia memiliki ribuan budaya yang harus tetap dijaga sebagai kekuatan pertahanan negara. Salah satu bagian dari upaya pelestarian budaya ini adalah melalui tenun dan songket.
Kepala Dinas Perindustrian Bali, I Putu Astawa memaparkan meski Bali hanya 0,29% dari seluruh wilayah Indonesia, namun memiliki pariwisata, pertanian, UKM yang mengenergi masyarakat Bali.
"Berbagai program telah dilakukan Pemprov Bali, mulai dari mengurangi beban orang miskin, dan untuk menambah pendapatannya," papar I Putu Astawa.
Dia berharap motif Bali Magis ini bisa menjadi motif tenun songket baru yang diminati masyarakat. (k36)