Sebagai salah satu penyakit paling berbahaya, HIV dan AIDS diselimuti berbagai macam mitos. Dalam beberapa kasus, pemahaman keliru mengenai penyakit ini telah mendorong sejumlah perilaku yang justru menyebabkan makin banyak orang terjangkit HIV positif.
Meskipun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, para peneliti telah menemukan sejumlah fakta seputar HIV dan AIDS, agar masyarakat tidak salah paham. Tenaga medis Klinik Angsamerah Jakarta dokter Adyana Esti mengatakan hoax menciptakan keresahan kelompok tertentu bahkan masyarakat secara luas.
Hoax dapat memperburuk stigmatisasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan menghambat aktivitas tenaga medis dalam mengkampanyekan pencegahan HIV/AIDS dan perawatan ODHA. Agar tak salah kaprah, berikut ini ada beberapa mitos yang paling umum tentang HIV dan AIDS yang dilengkapi dengan fakta pendukung.
1. Mitos: HIV/AIDS dapat ditularkan melalui penggunaan pisau cukur atau bergantian dalam keluarga maupun di tempat potong rambut.
Fakta: Penggunaan pisau cukur bergantian antarkeluarga dan di tempat potong rambut tidak menularkan HIV/AIDS. Virus tersebut mudah mati di udara bebas. Hanya saja, penggunaan pisau cukur bergantian tidak disarankan, bukan karena penyebaran HIV/AIDS, melainkan karena masalah higienitas.
2. Mitos: HIV/AIDS dapat menular melalui penggunaan alat makan secara bergantian antara ODHA dengan orang sehat.
Fakta: HIV/AIDS tidak menular lewat kontak sosial termasuk penggunaan alat makan secara bergantian dengan ODHA. Virus memang ada di air liur, air mata dan keringat tetapi jumlahnya sedikit dan tidak cukup kuat untuk ditularkan ke orang lain.
3. Mitos: Virus HIV dapat ditularkan melalui makanan kaleng yang sebelumnya telah diinjeksi dengan darah yang mengandung virus tersebut.
Fakta: Virus HIV mudah mati jika berada di luar tubuh manusia. Makanan kaleng dalam pemrosesannya melewati proses sterilisasi sehingga virus mati.
4. Mitos: Virus HIV bisa ditularkan melalui ciuman.
Fakta: Anggapan ini salah, sebab virus HIV yang berada di air liur jumlahnya sedikit dan tak cukup untuk ditularkan ke orang lain lewat ciuman. Virus HIV tinggal di sel T, salah satu bagian sel darah putih manusia. Sel T terdapat dalam semua cairan tubuh, tetapi paling banyak terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani dan ASI.
5. Mitos: Virus HIV dapat ditularkan melalui jarum terinfeksi yang ditancapkan di kursi-kursi bioskop
Fakta: Terlepas dari benar atau tidaknya keberadaan jarum di kursi bioskop, virus HIV mudah mati di udara bebas. Virus tanpa inang yakni darah, cairan vagina, air mani dan ASI, akan mati kurang dari semenit.
6. Mitos: HIV menular saat berenang di kolam renang umum.
Fakta: Kolam renang mengandung kaporit yang mempercepat matinya virus HIV.
7. Mitos: HIV menular lewat pakaian bekas
Fakta: Sebagian orang merasa perlu mencuci pakaian second hand alias pakaian bekas dengan air mendidih. Tujuannya bukan soal kebersihan tetapi demi terhindar dari penularan HIV/AIDS. Namun anggapan ini sama sekali tidak benar. Penularan virus dapat melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian (terutama untuk Napza), hubungan seks yang tidak aman dan pemberian ASI pada bayi.
8. Mitos: HIV menular lewat pembalut yang terkontaminasi
Fakta: Sempat beredar info mengenai pembalut dengan barkode tertentu yang mengandung virus HIV. Padahal tidak benar jika virus dapat menular lewat pembalut.
9. Mitos: Menular dari tukang periksa diabetes dan kolesterol keliling
Fakta: Jarum untuk pemeriksaan diabetes dan kolesterol tidak memiliki lubang penyimpan darah. Virus HIV yang berada di udara bebas akan mati dalam kurun waktu kurang dari semenit.
10. Mitos: ODHA sebaiknya tidak mengonsumsi Antiretroviral (ARV) karena bisa merusak hati dan ginjal.
Fakta: Hingga kini, obat yang tepat dikonsumsi ODHA adalah ARV dan hingga kini ia tidak mengalami masalah pada organ hati maupun ginjal.
Infeksi Virus HIV Berdasarkan Jenis Orientasi Seks (Desember 2016)
Heteroseksual : 4.672 laporan
Sesama jenis : 3.604 laporan
Lain-lain : 2.448 laporan
Penggunaan narkoba : 360 laporan
Penderita AIDS Berdasarkan Jenis Pekerjaan (per Juni 2016)
Ibu rumah tangga : 11.655 orang
Wirausaha : 10.565 orang
Karyawan swasta : 10.488 orang
Pekerja seks : 2.818 orang
Jumlah kumulatif penderita HIV di Indonesia (hingga Juni 2016)
208.920 orang
Total kumulatif kasus AIDS
82.556 orang
Sumber: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan