Bisnis.com, JAKARTA -- Enam desainer Tanah Air siap berangkat ke Museum De Young, Fine Arts Museum of San Fransisco, Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam pameran busana muslim bertajuk Contemporary Muslim Fashions.
Mereka berenam adalah Itang Yunasz sebagai pelopor busana muslim di Indonesia, Dian Pelangi, Rani Hatta, NurZahra, Khanaan, dan IKYK.
Desainer ternama Itang Yunasz mengatakan berbicara tentang tren busana muslim, Indonesia memiliki posisi yang kuat. Selain populasi masyarakat yang di dominasi muslim, Indonesia memiliki keberagaman budaya yang dapat memberikan nilai lebih untuk busana muslim.
"Mudah-mudahan dengan diundangnya kami dalam kancah internasional ini bisa menjembatani dunia yang lebih damai," katanya di kawasan Kemang, dikutip Selasa (18/9/2018).
Pameran Contemporary Muslim Fashions berlangsung mulai dari 22 September hingga Januari 2019 di De Young Museum, Fine Arts Museum of San Fransisco.
Selanjutnya, karya para desainer busana modest tersebut akan dibawa ke Museum Frankfurt Angewandte Kunst dan dipamerkan pada 2019.
Melalui ajang tersebut, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk melakukan branding ke kancah internasional yang lebih luas. Apalagi, untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah, para desainer harus melalui proses kurasi yang panjang dan ketat oleh tim yang terdiri dari kurator museum serta Profesor dari London College of Fashion, University of the Arts London Reina Lewis.
" Itu nilai plus karena menyangkut kehormatan tentang wanita muslim, apalagi datang dari Amerika," kata Itang.
Apalagi, dia melihat sejumlah labek ternama juga telah melirik modest wear, seperti Dolce & Gabana, Chanel, Max Mara. Menuritnya, inilah saatnya Indonesia membuktikan bahwa busana muslim karya anak bangsa tak boleh diremehkan oleh negara lain. Sehingga, Indonesia benar-benar dapat menjadi kiblat modest fashion.