Bisnis.com, JAKARTA – Banyak orang tua yang ingin memperkenalkan buku kepada anak sedari dini tapi tidak tahu bagaimana agar caranya.
Sebetulnya, banyak cara yang dapat dilakukan agar anak senang membaca buku. Orang tua harus cerdas dan kreatif menjadikan waktu membaca sebagai kegiatan yang mengasyikkan bagi anak.
Psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi mengatakan orang tua dapat memilih buku-buku cerita bergambar dengan tema-tema yang menarik. Lalu, bacakan dengan suara nyaring serta intonasi dan ekspresi yang menyenangkan
“Orang tua juga dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan melalui cerita dan contoh-contoh dari tokoh yang ada di cerita tersebut,” tuturnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Setelah anak mulai bisa membaca, biarkan anak membacakan cerita yang ada di buku tersebut. Tidak perlu harus bisa membaca tulisan karena ketika anak dapat merangkai cerita dari gambar-gambar yang ada, justru jauh lebih kreatif daripada membaca kalimat yang ada di buku dan di situlah imajinasi anak berkembang.
Sementara itu, psikolog Tiga Generasi Anastasia Satriyo menerangkan untuk membuat anak senang membaca, orang tua dapat memulainya dari hal sesederhana dan sedini mungkin, bahkan sejak bayi baru lahir.
Buku bayi yang didesain dengan warna menarik dan tekstur yang terbuat dari kain dapat melatih indera penglihatan dan peraba anak. Menurutnya, semakin anak banyak mengenal tekstur maka akan semakin membantu kemampuannya beradaptasi dan bersosialisasi.
Orang tua juga dapat memperkenalkan berbagai emosi dengan membacakan dongeng dan buku cerita menggunakan intonasi mengikuti suara dan ekspresi dari tokoh yang diceritakan. Hal ini penting dilakukan agar anak mengetahui emosi apa yang dirasakannya sehingga dapat menghindarkannya dari tantrum.
“Melalui kegiatan membaca, anak dapat mengenal berbagai emosi, berbagai informasi, dan membantu melatih daya pikir serta daya ingat anak, selain mempererat hubungan emosi antara orangtua dan anak,” papar Anastasia.
Dia melanjutkan orang tua juga tidak perlu menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu keharusan tapi ini sebagai hal yang menyenangkan. Waktunya pun tidak terbatas hanya saat akan tidur saja, tetapi bisa dilakukan di berbagai kesempatan.
Namun, orang tua harus dapat memilih bacaan sesuai kemampuan konsentrasi anak.
“Biasanya, konsentrasi anak itu 2-3 kali dari usianya. Jadi kalau anak usia 2-3 tahun maka dia hanya akan fokus selama 4-6 menit. Jadi, carilah buku cerita yang tidak terlalu panjang,” imbuh Anastasi.
Jika anak sudah mulai bisa membaca dan mengerti apa yang diinginkannya, orang tua dapat mengajaknya ke toko buku atau perpustakaan, lalu biarkan anak memilih buku yang sesuai dengan keinginnya.
Senada, psikolog anak dari Yayasan Bhakti Asdhira Nyi Mas Diane menyatakan kegiatan membaca harus dilakukan dalam suasana yang hangat, akrab, aman dan nyaman.
Ketika membacakan buku, orang tua dapat memangku atau merangkul serta bacakan dengan intonasi yang ekspresif, dan antusias sehingga anak akan merasa senang dan selalu menunggu-nunggu saat membaca.
“Berikan topik yang disukai anak terlebih dahulu lalu kaitkan dengan pengetahuan dan nilai-nilai yang ingin disampaikan,” jelasnya.
Setelah selesai membacakan, pancing anak untuk menceritakan kembali apa yang dipahaminya dengan gaya bahasa sendiri. Hal ini penting untuk melatih pemahaman anak terhadap buku yang dibaca.
“Jangan lupa untuk memberikan penghargaan atas usahanya sehingga anak akan semakin bersemangat," tambah Diane.
Orang tua juga dapat mengajak anak-anak ke tempat-tempat yang pernah diketahui melalui buku agar pengetahuan anak semakin luas. Misalnya, kebun binatang, kebun raya, musem, sawah, pegunungan, dan lainnya.