Pekerja melakukan pengemasan saat memproduksi vaksin di laboratorium milik PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/8/2018)./ANTARA-Raisan Al Farisi
Health

Indonesia Tuan Rumah Pertemuan Badan POM Negara-Negara Anggota OKI

Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh
Selasa, 13 November 2018 - 19:05
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan pertama kali kepala otoritas pengawasan obat dan makanan negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam, OKI.

The First Meeting of the Heads of National Medicines Regulatory Authorities/NMRAs of the OIC Member States dijadwalkan berlangsung  pada 21 hingga 22 November 2018.

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Penny Lukito mengatakan pada pertemuan internasional tersebut akan dibahas masalah vaksin, obat paten, inovasi obat bioteknologi, kehalalan obat, penanggulangan masalah obat palsu, dan sebagainya.

"Pertemuan akan menghasilkan Deklarasi Jakarta sebagai payung untuk kegiatan kerja sama Badan POM OKI," tutur Penny dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (13/11/2018).

Selain itu Penny mengatakan pertemuan ini akan dimanfaatkan untuk memperkuat daya saing produk vaksin dan obat Indonesia.

"Kita kan punya Biofarma yang memproduksi vaksin," lanjutnya.

Penny menambahkan Indonesia bisa berkontribusi banyak di antara anggota NMRAs. Apalagi Indonesia memiliki kontribusi kepemimpinan intelektual di bidang obat di antara anggota OKI.

Penny juga memaparkan Bio Farma sudah mampu masuk atau mengekspor produknya ke 141 negara. Dari jumlah tersebut sekitar 50 negara merupakan  negara-negara anggota OKI.

Saat ini ada 57 negara yang terdaftar sebagai anggota OKI. Jadi, pertemuan tersebut bisa jadi ajang untuk lebih mengenalkan produk obat Indonesia kepada beberapa negara yang belum bekerja sama dengan Indonesia.

Selain itu, Penny mengatakan bahwa Indonesia memiliki 217 pabrik farmasi lainnya, kapasitas produksinya bisa menghasilkan produk untuk diekspor ke berbagai negara.

Selain itu, vaksin dan obat-obatan produksi Indonesia sudah memiliki kualitas ekspor yang diakui Badan Kesehatan Dunia (WHO).

BPOM juga sudah mendapat pengakuan sebagai otoritas regulatori vaksin yang dinilai baik oleh WHO.

"Indonesia dapat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan obat-obatan dan peningkatan kapasitas regulatori obat di negara-negara Islam. Kami juga sekaligus memperluas dan membuka pasar. Itu tugas Badan POM," tandas Penny.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro