Pelukis Yince Djuwija (kiri), Ketua MURI Jaya Suprana, dan kritikus seni rupa Jim Supangkat saat pembukaan Yun Artified Community Art Museum sekaligus penyerahan penghargaan untuk karya kaligrafi China terpanjang./Bisnis.com-Reni Lestari
Entertainment

Yun Artified Community Art Center Lengkapi Infrastruktur Seni Rupa di Jakarta

Reni Lestari
Sabtu, 19 Januari 2019 - 01:54
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Yun Artified Community Art Center resmi dibuka bersamaan dengan pameran lukisan karya seniman kaligrafi dan lukisan tradisional China, Yince Djuwija.

Museum seni rupa ini memiliki luas ruang pameran 1.584 meter persegi, dengan 3 lantai untuk pameran dan satu lantai untuk workshop.

Berlokasi di Kompleks Katamaran Permai, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Tun Artified Community Ary Center diharapkan menjadi pusat kegiatan seni dan melengkapi inftastruktur seni rupa di ibu kota.

Yince Djuwija yang juga pendiri museum seni rupa itu menuturkan inisiasinya untuk mendirikan tempat ini bermula dari biaya yang tinggi yang harus dikeluarkan setiap menggelar pameran di Galeri Nasional.

Tak hanya mengusunt seni rupa tradisional China, Yun Artified Community Art Center juga membuka ruang untuk seni rupa kontemporer lukisan dengan media canvas dan cat aklirik, clay sculpting dan brush pen calligraphy, sedangkan seni rupa tradisional yang dihadirkan berupa Chinese Calligraphy dan Chinese Ink Painting.

"Kami akan menggelar dua hingga tiga kali pameran dalam setahun yang dikurasi oleh kurator senior ternama Indonesia, " kata Yince pada Jumat (18/1/2018).

Sementara itu, dalam pameran yang berbarengan dibuka dengan oeresmian museum tersebut, hadir pula seniman pemahat asal China Zheng Lu, memamerkan sejumlah karya pahat miliknya bersandingan dengan karya Yince.

Pada kesempatan kali itu, Yince juga menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) atas karyanya berupa kaligrafi China vertikal sepanjang 15 meter. Kaligrafi tersebut digantung di salah satu sisi dinding gedung.

Jim Supangkat, kurator seni rupa senior Indonesia, mengatakan ada sikap kritis pada Yince ketika mempraktikkan kaligrafi dan seni lukis China.

Yince, menurut Jim, tidak sekadar meneruskan kedua tradisi ini dengan memgikuti aturan-aturannya dan kemudian terjebak pada mannerism. "Yince tertarik secara khusus pada gejala artistik pada kedua tradisi ini. Perhatian khusus ini membawanya ke upaya mencoba seni lukis Barat," kata Jim.

Penulis : Reni Lestari
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro