Bisnis.com, JAKARTA – Dari balik jeruji besi, maestro seni rupa Indonesia Hendra Gunawan tampak tetap getol melukis. Ruang penjara yang sempit justru mampu membawanya mengeksplorasi seni dengan tidak hanya terkungkung dalam gaya realis.
Rambutnya sudah gondrong waktu itu. Dalam kamar penjara yang harus dihuninya pada 1965 hingga 1978, hanya ada satu kasur, kanvas, dan alat lukis lainnya yang menemani Hendra.
Pada suatu kesempatan, istrinya yang bernama Karmini terlihat datang dan menjenguk kondisi Hendra Gunawan.
Semua cerita tersebut tampak nyata, tetapi ternyata hanya sebuah video hologram.
Ya, video hologran berdurasi 5 menit di Museum Ciputra Artpreneur di Jakarta seakan kembali membawa Hendra Gunawan pada masa-masa dia dipenjara. Hendra yang wafat 36 tahun silam seperti hadir kembali di hadapan penonton.
Penonton pun menyaksikan hologram kisah Hendra dari balik jeruji yang terbuat dari pipa-pipa bening. Dari bawah lantai jeruji tersebut, terdapat tiruan cat air yang keluar merembes sebagai simbol melukis tetap dilakukan Hendra selama ditahan.
Lengkap dengan penataan cahaya mumpuni dan gema suara narator, hologram Hendra Gunawan seakan-akan mengisahkan sendiri hidupnya kepada penonton. Tentang dia yang melukis simbol-simbol kehidupan rakyat jelata dan terpaksa dipenjara tetapi tetap berkarya.
Tepat di depan instalasi hologram terdapat lukisan berjudul 12 Tahun Tak Mandi. Lukisan itu menggambarkan seorang pria yang sudah lusuh dengan rambut, jenggot, dan kumis panjang tak pernah dicukur. Pria itu menjumput seekor cicak dan menawarkannya ke seekor kucing.
Lukisan ini sendiri mengambarkan realitas Hendra selama berada dalam penjara politik para pengikut komunis di Kebon Waru, Bandung.
Pada lukisan tersebut, Hendra memotret dirinya secara utuh. Hendra yang menganggur dalam bui hanya berteman dengan seekor kucing. Di dekat kakinya, terlukis sebuah kompor untuk memasak.
Selain lukisan ini, masih ada 31 lukisan lainnya yang dipamerkan dalam Museum Ciputra Artpreneur. Lukisan berbagai tema dipajang yang sebagian besar memiliki makna kehidupan rakyat jelata, yakni perjuangan seorang ibu, kemiskinan, kekaguman akan sosok wanita dan istrinya, keluarga, hingga peperangan.
Pameran 32 karya ini bertemakan Prisoner of Hope untuk memperingati 100 tahun Hendra Gunawan sebagai seniman seni rupa modern terbaik di Indonesia. Maklum, tidak banyak yang mengenalnya lantaran bui ikut memenjarakan namanya. Padahal, Hendra seniman yang ikut mengukir sejarah Indonesia dengan keterlibatannya dalam merebut kemerdekaan dan tahun-tahun pahit selama 13 tahun dipenjara.
Sebagai seniman, karya-karyanya hadir dengan warna-warna yang berani dan khas. Lukisan Hendra memancarkan semangat kerakyatan.
Museum Executive Ciputra Artpreneur Andri Hilary menjelaskan pameran ini menampilkan koleksi-koleksi pribadi pengusaha kondang Ciputra yang memang bersahabat dekat dengan Hendra.
Pameran ini adalah penghormatan Ciputra untuk memperingati 100 tahun Hendra Gunawan, yang dipaksa mendekam di bui akibat dituduh terlibat dalam Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang berafiliasi di bawah Partai Komunis Indonesia (PKI) pada era Orde Lama.
"Penjara telah menjadi inspirasi Hendra Gunawan, kalau tidak ada penjara, sebelum dan sesudah dipenjara lukisannya lebih berwarna," ungkapnya kepada Bisnis pada Kamis (4/4/2019).
Dalam video teaser, Presiden Direktur Ciputra Artpreneur Rina Ciputra Sastrawinata mengatakan hologram Hendra Gunawan memang sengaja dihadirkan untuk membawa pengunjung lebih mengenal sosok seniman ini.
Dia mengutarakan Hendra Gunawan sebagai maestro lukis kelas dunia harus dihadirkan dengan apik untuk menarik pengunjung.
"Sangat sulit mendatangkan pengunjung terutama dari milenial untuk datang, kita ingin mengangkat customer preference," kata Rina.
Masih dalam video teaser, Ciputra mengatakan dia begitu jatuh cinta pada karya Hendra Gunawan karena memiliki komposisi warna, objek, dan cara melukis yang menarik. Sejak melihat karya Hendra pertama kali, dia pun ingin mengenal sosoknya dan menjalin persahabatan hingga akhir hayatnya.
"Saya tidak berjanji, tetapi mudah-mudahan suatu waktu saya bisa membangun museum buat lukisan bapak," tuturnya seolah berikrar kepada Hendra, seraya menjelaskan alasan pendirian Museum Ciputra Artpreneur.