Bisnis.com, JAKARTA – Wisata petualangan bukan lagi sekadar hobi. Kini kegiatan alam bebas telah berkembang menjadi industri yang menjanjikan.
Kementerian Pariwisata pun mulai melirik dan menangani serius sektor ini. Belum lama ini, Kemenpar bersama praktisi alam bebas yang tergabung dalam Tim Percepatan Pengembangan Wisata Petualangan telah mengukuhkah 15 rekomendasi destinasi petualangan di Indonesia.
Kemenpar membagi dalam tiga kategori rekomendasi destinasi petualangan yakni Petualangan Nusa (Mendaki Gunung dan Susur Gua), Petualangan Tirta, dan Petualangan Dirga.
Destinasi yang masuk Petualangan Nusa, untuk mendaki gunung, meliputi Gunung Kerinci (Sumatra Barat & Jambi), Gede Pangrango (Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi, Jawa Barat), Merapi Merbabu (Jawa Tengah dan DIY), Semeru (Jawa Timur), Rinjani (NTB), sertra Puncak Cartensz (Papua).
Destinasi yang masuk Petualangan Nusa, untuk susur gua, meliputi Gua Buniayu (Sukabumi, Jawa Barat), Jomblang (Yogyakarta), dan Gua Maros (Sulawesi Selatan).
Sementara itu, untuk Petualangan Tirta direkomendasikan Sungai Citarik (Jawa Barat), Progo (Jawa Tengah), dan Sungai Pekalen (Jawa Timur).
Adapun untuk petualangan Dirga, direkomendasikan Paralayang Pulau Samosir (Sumatra Utara), Paralayang Gunung Mas (Jawa Barat), dan Gunung Banyak (Jawa Timur).
Perjalanan Panjang
Perjalanan wisata petualangan di Indonesia sudah sangat panjang. Salah satu tonggak perubahan tercatat pada penyelenggaraan Outdoor Festival (Outfest) 2015 di Gelora Bung Karno Jakarta.
Di luar dugaan, pameran outdoor pertama itu sangat diminati dan tercatat dihadiri 50.000 peserta hingga memacetkan kawasan Senayan.
Penggiat olahraga alam bebas berdatangan, mulai dari senior-senior yang namanya sudah dikenal secara individu, kelompok pecinta alam, komunitas, hingga masyarakat umum pecinta kegiatan alam bebas.
Pameran pertama Outfest diikuti produsen peralatan dan perlengkapan outdoor pabrikan Indonesia, merek merek terkemuka dunia, supplier dan toko-toko barang outdoor, penyedia jasa dan operator wisata petualangan, taman nasional, hingga LSM lingkungan.
Kesuksesan Outfest tidak didapat begitu saja. Ronie Ibrahim selaku founder Indonesia International Outdoor Festival berkisah tentang bagaimana sulitnya meyakinkan berbagai pihak untuk mendukung dan berpartisipasi di event Outfest yang pertama.
“Masih terbayang sulitnya saat itu. Banyak yang ragu berpartisipasi di aktivitas yang disebut memiliki pasar dengan ceruk kecil karena sangat tematik,” ujar penasihat Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) itu.
Sukses penyelenggaraan pertama diikuti pameran serupa di tahun-tahun berikutnya. Pada 2016, nama Outfest bertransformasi menjadi Indonesia International Outdoor Festival (IIOutfest). Penyelenggaraankan tidak hanya dilakukan di Jakarta, tetapi juga Bandung dan Surabaya.
Masuki Tahun Keempat
Pada tahun keempat ini, IIOutfest kembali diselenggarakan. Para pecinta kegiatan alam bebas, terutama para pendaki gunung, bersiap-siaplah datang ke Indonesia International Outdoor Festival (IIOutfest) 2019 yang rencananya digelar 1 - 4 Agustus di Wisma Aldiron Jakarta.
Pameran itu bukan hanya ajang berburu barang dan jasa, tetapi juga menjadi tempat yang tepat untuk bertukar pengalaman, memperluas wawasan dan jaringan. Berbagai komunitas, dan asosiasi kegiatan alam bebas akan berbagi ilmu, baik dalam talkshow, seminar, maupun dalam perbincangan santai.
Ronie menjelaskan IIOutfest 2019 akan tampil berbeda dengan penekanan pada edukasi dan coaching clinic melalui seminar dan talkshow yang akan menghadirkan pembicara-pembicara expert di berbagai bidang kegiatan alam bebas.
“Mereka akan memberi edukasi. Kami berharap IIOutfest bisa memberikan peran lebih besar lagi dalam memajukan kegiatan pendakian dan petualangan alam bebas lainnya,” kata Ronie yang juga Ketua Harian Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA) melalui siaran pers.