Model mengenakan busana rancangan Silfia Nabila pada pembukaan Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (1/5/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Fashion

APR Tampilkan 8 Karya Desain Berbahan Viscose di Muffest 2019

Eva Rianti
Sabtu, 4 Mei 2019 - 18:02
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen viscose-rayon terintegrasi pertama di Asia, Asia Pacific Rayon (APR) turut berpartisipasi dalam Muslim Fashion Festival (Muffest) yang digelar pada 1—4 Mei 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta.

Perhelatan Muffest yang diinisiasi oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC) ini seiring dengan gagasan untuk mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia.

Dalam rangkaian acara tersebut, APR berkolaborasi dengan delapan desainer yang tergabung di dalam IFC untuk menampilkan exclusive fashion show tren busana muslim terkini dengan tema ‘future is naturally sustainable fiber’.

Peragaan busana yang didukung oleh APR ini menampilkan prediksi tren fesyen dunia di masa depan yang akan mengutamakan bahan baku dari produksi yang berkelanjutan atau yang dikenal dengan sustainbale fashion.

“Muffest ini perhelatan pertama yang kami ikuti. Ada delapan karya dari APR dalam ajang tersebut yang menyajikan busana muslim berbahan viscose,” ujar Basrie Kamba Direktur APR ketika ditemui di sela acara Muffest 2019 di Jakarta, Rabu (1/5/2019).

Dia mengungkapkan bahwa pada 29 Maret 2019 APR memulai produksi untuk menjadi salah satu produsen serat viscose-rayon terintegrasi terbesar di dunia. Serat kayu diambil dari perkebunan yang dikelola secara berkelanjutan yang dapat dilacak di sepanjang rantai, mulai dari pembibitan hingga produksi viscose-rayon.

“Produk viscose-rayon APR sangat cocok sebagai bahan kain pilihan dalam mode muslim karena memiliki sifat-sifat, seperti sejuk, nyaman, dan mudah meresap warna,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, National Chairman Indonesia Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma mengatakan, delapan karya desain dari APR yang berbahan viscose dipamerkan dalam sebuah fashion show. Masing-masing desainer menampilkan ciri khasnya yang sejalan dengan trend forecasting 2019/2020 bertema Singularity.

Konsep singularity memiliki subtema yang diaplikasikan dalam fashion show tersebut, yaitu exuberant, neo medieval, dan cortex.

“Kedelapan desainer ini memiliki karakter yang berbeda. Misalnya desain Audrey dengan ciri khas avant-garde atau desain saya yang bergaya kontemporer. Semuanya mengikuti fashion tren forecasting 2019/2020 dengan tujuan viscose ini bisa dipakai di semua lini fesyen dan tetap mengikuti perkembangan tren,” katanya.

Penulis : Eva Rianti
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro