Ilustrasi anak 'stunting' atau kerdil yang antara lain disebabkan kurang gizi./Istimewa
Health

Antisipasi Dini Cegah Stunting Sejak Masa Kehamilan

Novita Sari Simamora
Rabu, 24 Juli 2019 - 16:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi stunting pada anak bisa dicegah sejak masa kehamilan. Cara pencegahan yang paling tepat dengan memberikan gizi yang cukup pada ibu yang sedang hamil.

Stunting adalah tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan seusianya. Adapun penyebab stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan hingga anak lahir, dan terlihat setelah anak berusia 2 tahun.

Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Ali Sungkar mengatakan stunting pada anak terjadi karena adanya kekurangan nutrisi. Untuk mengantisipasi anak kekurangan nutrisi maka antisipasi bisa dilakukan sejak masa kehamilan.

Ada beberapa orang tua yang menyatakan bahwa kondisi tubuh pendek karena faktor keturunan, tetapi hal tersebut bisa diatasi dengan memberikan nutrisi yang cukup pada ibu yang sedang hamil.

Ali menuturkan, ibu hamil selalu memiliki grafik yang rutin dibawa setiap bulan untuk memantau tumbuh kembang bayi.

"Setiap ibu hamil ada grafik pertumbuhan. Kalau ibu hamil dalam kondisi malnutrisi atau di batas bawah, maka harus dikejar mencapai batas tengah grafik," ungkapnya baru-baru ini.

Dia mengungkapkan, bila ibu hamil memiliki berat badan yang rendah, maka hal tersebut berpotensi menyebabkan bayi lahir kecil. Bila Ali mendapatkan kasus seperti tersebut, maka akan memaksimalkan kondisi nutrisi ibu dan bayi pascamelahirkan.

Menurutnya, 1.000 hari pertama adalah masa emas bayi untuk memperoleh pertumbuhan yang bagus. Dalam grafik pertumbuhan bayi yang baru lahir, maka pengukuran lingkar kepala, panjang dan berat dilakukan setiap bulan.

Jumlah kalori yang tepat untuk ibu hamil mencapai 2.300 kalori dan untuk ibu menyusui sekitar 2.650 kalori. Ali menyarankan, ibu hamil mengkonsumsi menu seimbang, seperti karbohidrat, protein, lemak, sayuran dan buah. Seringkali ditemui kondisi ibu menyusui lebih banyak mengkonsumsi karbohidrat dan lupa protein serta sayuran.

"Ada juga beberapa pasien saya, makan nasi pakai mi, sayurnya oseng-oseng kentang dan hanya pakai kecap. Banyak juga ibu-ibu yang menganggap makan nasi pakai kecap sudah cukup, karena kecap dinilai mengandung protein. Ibu-ibu seperti ini perlu diedukasi," katanya. 

Editor : Akhirul Anwar
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro