Bisnis.com, JAKARTA - Menyambut hari Hepatitis Dunia yang dirayakan pada 28 Juli 2019 lalu, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melakukan kunjungan ke kantor Bisnis Indonesia, Jumat (2/8/2019).
Head of External Communications PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho mengatakan bahwa kunjungan tersebut menjadi ajang untuk bersilaturahmi, serta melakukan agenda Health Talk Kalbe "Kupas Tuntas Hepatitis" dengan Dr. dr. Andri Sanityoso Sulaiman Sp.PD KGEH dari Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia sebagai pemateri.
“Hari hepatitis sedunia 28 juli lalu, akan tetapi masih jarang pembahasan akan hepatitis, sehingga Kalbe merasa perlu dalam menyampaikan informasi tersebut lewat pakar ahli yang memahami hal tersebut,” ungkapnya di kantor Bisnis Indonesia, Jumat (2/8/2019).
Dr. dr. Andri Sanityoso Sulaiman Sp.PD KGEH dari Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia menyebutkan bahwa Hepatitis B merupakan penyebab kematian yang jarang terdeteksi.
“Penularannya terdapat dua hal yaitu secara transmisi horizontal, seperti dari jarum yang terkontaminasi, hubungan seksual, sedangkan yang berbahaya adalah transmisi vertikal yaitu ibu yang melahirkan, dimana memungkinkan 90% bayi memiliki kemungkinan tinggi untuk tertular,” jelasnya
Mengantisipasi penularan Hepatitis B juga tidaklah sulit, cukup dengan menggunakan pengaman seperti kondom ketika berhubungan seksual dan menghindari kontak darah dengan penderita hepatitis.
“Jangan pernah saling bertukar alat pribadi seperti, sikat gigi, alat cukur, gunting kuku, dan lain sebagainya,”
Menurutnya, selain dari kontak dari vertikal melalui kelahiran anak, kontak darah horizontal seperti pemakaian alat suntik bergantian, pemakaian tato yang tidak steril, pemakaian alat cukur untuk kumis dan jenggot pria juga adalah salah satu sumber penularan penyakit ini.
"Kasusnya tidak banyak karena horizontal, namun pemakaian alat cukur di tempat pangkas perlu diwaspadai karena alat cukur tersebut biasanya dipakai untuk beberapa orang, tidak hanya satu. Dan seringkali alat cukur ini menimbulkan luka pada kepala," ungkapnya.
Untuk itu, ia menganjurkan untuk memastikan alat cukur yang dipakai di tempat pangkas benar-benar bersih, atau jika diperlukan membawa alat cukur sendiri agar terbukti kesterilannya.
"Selain itu pastikan juga untuk tidak berbagai sikat gigi dengan anggota lain karena penularannya bisa terjadi dari darah dari satu orang ke orang lain," jelasnya.
Hari mengatakan bahwa saat ini dalam mendeteksi Hepatitis B adalah melakukan screening untuk melihat ada tidaknya virus dalam darah
“Akan sulit untuk melakukan deteksi keseluruh masyarakat, sehingga orang yang harus melakukan deteksi adalah yang bekerja di dengan penggunaan alat yang berkaitan dengan jarum, alat cukur, dan benda tajam lainnya, kemudian bagi yang tinggal dalam lingkungan keluarga Hepatitis, serta seseorang yang habis berkunjung ke daerah endemis yang tinggi,” paparnya.
Orang dengan gejala lesu, tidak nafsu makan, hingga mata menguning dianjurkan untuk segera melakukan deteksi dini hepatitis dini yakni skrining Rapid Diagnostic Test (RDT) HBsAG agar dapat ditangani penyakitnya sesegera mungkin.
“Indonesia saat ini sudah memiliki obat dan vaksin yang dapat mencegah Hepatitis A dan B, sedangkan Hepatitis C sudah ada obatnya yaitu Direct-acting antivirals yang meningkatkan peluang sembuh dari penderita. Namun, terkait hepatitis karena masih sulit dideteksi, disarankan untuk melakukan check up,” jelasnya