Bisnis.com, JAKARTA – China tengah menginvestigasi merebaknya penyakit dengan ciri-ciri mirip radang paru-paru yang diduga masih terkait dengan SARS, yakni virus seperti flu yang menyebabkan kematian ratusan orang beberapa tahun lalu.
Dikutip dari Times of India, Selasa (31/12/2019), team ahli dari National Health Commission telah dikirim ke Wuhan, yang berlokasi di pusat Provinsi Hubei, pada Selasa. “Saat ini tim tersebut sedang melakukan inspeksi dan verifikasi,” demikian dilaporkaan media televisi milik pemerintah China, CCTV.
Sebuah pesan penting juga dikeluarkan pada Senin oleh Komite kesehatan Kota Wuhan yang menyatakan bahwa rumah sakit – rumah sakit di kota tersebut telah menangani sejumlah pasien yang berturut-turut datang dengan sakit radang paru-paru.
The Paper, sebuah media di China, melaporkan selama Desember setidaknya ada 27 kasus radang paru-paru di Wuhan dan masih belum dapat dijelaskan penyebabnya. “Dari 27 kasus itu, tujuh kasus kritis, sisanya masih bisa ditangani, dan dua pasien diperkirakan akan segera keluar dari rumah sakit,” kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Masih belum jelas apakah seluruh pasien tersebut juga terjangkit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), penyakit pernafasan yang sangat mudah menular.
Namun pesan emergensi itu telah mendorong rumah sakit- rumah sakit untuk melakukan penanganan dan melaporkan kasus-kasus serupa.
WHO telah mengkritik China karena tidak melaporkan jumlah kasus SARS yang terjadi di negara tersebut ketika penyakit itu merebak pada 2003. SARS menyebabkan 349 tewas di daratan China dan sebanyak 299 di Hong Kong pada tahun 2003.
Virus SARS juga membuat lebih dari 8.000 orang terinfeksi di seluruh dunia, yang menurut WHO, diduga berasal dari provinsi di sebelah selatan China, yakni Guangdong. China memecat Menteri Kesehatan saat itu, Zhang Wenkang, dengan alasan tidak menangani krisis pada 2003 itu dengan baik. Namun WHO mengumumkan bahwa China telah bebas virus SARS pada Mei 2004.