Obat-obatan/boldsky.com
Health

CEK FAKTA: Benarkah Konsumsi Suplemen Immun Sebabkan Reaksi Imun Berlebih?

Dewi Andriani
Sabtu, 28 Maret 2020 - 12:01
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa waktu terakhir, dunia maya sempat diramaikan dengan informasi yang menyebutkan bahwa penggunaan supplement immune-bosting seperti imboost justru menyebabkan reaksi imun berlebihan terhadap virus sehingga dapat merusak organ tubuh.

Informasi yang beredar melalui pesan gambar sejak 24 Maret ini, dibantah langsung oleh SOHO Global Health sebagai produsen dari Imboost. Raphael Aswin Susilowidodo, Vice President Research & Development and Regulatory SOHO Global Health menjelaskan bahwa informasi mengenai kontra indikasi penggunaan suplement Immuno-bosting pada pasien COVID-19 tidak memiliki rujukan klinis yang valid.

Aswin dan tim lantas melakukan penelusuran sumber informasi ini (pesan gambar di bawah) termasuk ke website resmi Nutri Genetic Research Institute, dan tidak menemukan sumber informasi yang jelas ataupun referensi pendukung terpercaya.

Menurut Aswin Echinace purpurea yang terkandung dalam Imboost & imboost force memiliki manfaat sebagai immunomodulator, yang berarti Echinacea dapat mengatur kerja sistem imun tubuh.

“Echinace purpurea ini memainkan fungsi yang dapat menyesuaikan kebutuhan tubuh ketika sehat dan ketika menderita infeksi,” ujarnya, dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (28/3/2020)..

1. Pada Tubuh yang Sehat

Menurut Aswin, pada tubuh orang sehat Echinacea memiliki peran untuk meningkatkan pertahanan tubuh dengan meningkatkan kerja imun tubuh seperti fagositosis, natural killer cell yang diperlukan tubuh untuk mengeliminasi benda asing/patogen yang masuk seperti virus/bakteri. (Gan, et.al, 2003)
Echinacea juga berperan menyeimbangkan level sitokin di dalam tubuh.

Sitokin dapat berupa sitokin yang pro-inflamasi seperti IL-6 ataupun anti-inflamasi seperti IL-10, sehingga saat orang sehat mengalami inflamasi akut, Echinacea akan menginduksi pembentukan sitokin pro-inflamasi IL-6 untuk menandakan terjadinya infeksi.

Selain itu juga menginduksi kerja sistem imun untuk melakukan fagositosis, dan sekaligus juga menginduksi pembentukan sitokin anti-inflamasi IL-10 agar penandaan inflamasi tidak berlebihan dan juga menghentikan pembentukan IL-6.

2. Pada Tubuh yang Menderita Infeksi

Sementara itu, pada tubuh orang yang menderita infeksi, Aswin mengatakan bahwa peran modulasi Echinacea lebih ke arah untuk menghambat pembentukan IL-6, sehingga jumlah sitokin pro-inflamasi dapat dikurangi. Pengurangan jumlah IL-6 tsb diperlukan guna menekan risiko terjadinya komplikasi pada infeksi tsb.

Apabila jumlah sitokin pro-inflamasi tidak dibatasi maka komplikasi yang terjadi dapat berupa badai sitokin yang dapat berakibat fatal. 

Berdasarkan penjelasan di atas, maka Echinacea aman digunakan dan tidak dikontraindikasikan untuk kasus infeksi salah satunya COVID-19. Untuk pemakaian jangka panjang Echinacea menurut data studi terbaru, dinyatakan aman di konsumsi secara terus menerus selama 4 bulan.

“Kandungan Echinacea purpurea extract pada Imboost telah terbukti secara klinis dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem daya tahan tubuh,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Imboost dan Imboost Force telah melalui pengujian keamanan, efikasi, bukti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, serta telah terdaftar dan mendapatkan ijin edar dari Badan POM.

Imboost dan Imboost Force sendiri telah di pasarkan selama hampir 20 tahun di Indonesia yang secara umum dinyatakan aman untuk dikonsumsi dan bermanfaat bagi daya tahan tubuh, jika di gunakan sesuai dengan aturan pakai. Imboost dan Imboost Force bisa digunakan secara rutin selama 8 minggu sesuai aturan pakai di kemasan.

Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia Inggrid Tania menegaskan bahwa informasi yang menyatakan Echinacea dan propolis sebagai kontra-indikasi terhadap COVID-19 adalah keliru atau hoax.

Menurutnya, suplemen kesehatan, termasuk suplemen herbal Echinacea dan propolis yang mempunyai izin edar Badan POM telah melalui pengujian keamanan sehingga masyarakat umum dinyatakan aman untuk mengkonsumsinya.
Inggrid menjelaskan bahwa Echinacea secara pengalaman empiris telah digunakan selama ratusan tahun oleh masyarakat dunia, terutama masyarakat Barat.

Adapun tujuannya untuk memelihara kesehatan, meningkatkan kekebalan tubuh, meredakan nyeri dan mengurangi gejala common cold (selesma) dan flu (empirical experiential evidence).

Berbagai penelitian in-vitro dan praklinis di dunia terhadap Echinacea menunjukkan bahwa Echinacea bersifat anti-inflamasi (antiperadangan), antioksidan, dan imunomodulator.

Mengenai COVID-19, dr Inggrid mengatakan pada pneumonia akibat COVID-19 terjadi peningkatan mediator pro-inflamasi termasuk IL-6 yang mana hiperinflamasi ini terkait dengan fatalitas. Pada pesan gambar tersebut, disebutkan bahwa Echinacea meningkatkan IL-6.

Padahal, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa Echinacea menghambat/menurunkan mediator-mediator pro-inflamasi, termasuk IL-6.

“Karena belum ada studi tentang hubungan antara COVID-19 dengan konsumsi Echinacea dan propolis, maka penarikan kesimpulan tentang kontra-indikasi COVID-19 yang terlalu dini. Oversimplifikasi dan jump to conclusion perlu dihindari. Sebaiknya penyebaran pesan gambar yang tak jelas apa dan siapa sumbernya itu dihentikan, mengingat besarnya dampak kesehatan masyarakat yang ditimbulkan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro