Produk rapid diagnostic test RI-GHA./ugm.ac.id
Health

Peneliti Indonesia Lakukan Inovasi Penanganan Covid-19

Dionisio Damara
Sabtu, 23 Mei 2020 - 10:35
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti dari sejumlah universitas negeri di Tanah Air bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melakukan riset berbasis antibodi guna mendeteksi IgM dan IgG yang diproduksi tubuh dalam melawan Covid-19.

Sebagaimana dikutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), inisiasi tersebut digerakkan oleh BPPT dengan fokus enam bidang penelitian, salah satunya adalah inovasi uji diagnosis cepat (rapid diagnostic test/ RDT) untuk Covid-19.

Dalam upaya itu, BPPT mengajak sejumlah peneliti Indonesia untuk bergabung melakukan riset, termasuk Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Sofia Mubarika Haryana.

“Kebetulan penelitian saya sebelumnya adalah mengenai virus yang terkait dengan kanker, yaitu Epstein-Barr Virus. Saya juga mempelajari bidang imunologi dan biologi molekular sehingga saya bersedia bergabung,” ujar Sofia, Jumat (22/5/2020).

Penelitian itu turut melibatkan Tri Wibawa, ahli virologi sekaligus Guru Besar FK-KMK UGM Mulyanto, peneliti Laboratorium Hepatika Mataram Nusa Tenggara Barat Fedik Abdul Rantam, ahli Virologi, dan Cita Rosita Sigit Prakoeswa Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya.

Adapun, produk RDT tersebut diberi nama RI-GHA yang merupakan kependekan dari Republik Indonesia – Gadjah Mada–Hepatika–Airlangga.

Sofia mengatakan bahwa formula RDT Covid-19 mulanya disusun oleh Mulyanto yang memiliki pengalaman penelitian dalam pembuatan rapid test untuk penyakit hepatitis. Proses pengujian menggunakan serum positif Covid-19 diperoleh dari Badan Litbangkes.

“Setelah hasil yang diperoleh positif, kemudian kami juga melakukan uji banding dengan produk komersial. Ternyata produk komersial yang beredar adalah total Immunoglobulin sehingga tidak spesifik, dan tidak seperti total IgM atau IgG yang kami kembangkan,” ujarnya.

IgG adalah singkatan dari Immunoglobulin G dan IgM adalah kependekan dari Immunoglobulin M. Keduanya merupakan bentuk dari antibodi atau bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari 20 sampel dengan positif IgM, produk RI-GHA memperoleh delapan positif. Hasil itu sama dibandingkan dengan merek komersial terbaik.

“Artinya, sampel positif Covid-19 yang sebelumnya diuji dengan PCR hasilnya 20 ternyata yang menghasilkan antibodi baru delapan sampel, kemungkinan sisanya belum terbentuk antibodi,” kata sofia.

Dia menngatakan bahwa dengan data awal uji banding tersebut, tim telah melakukan proses registrasi daring dan proses izin edar. Dari 10.000 tes, sebanyak 4.000 tes akan diserahkan untuk uji validasi guna mendapatkan tingkat akurasi di masyarakat.

Uji validasi dilakukan di RSUP Dr. Sardjito, Rumah Sakit Akademik UGM, RSUD Kota Yogyakarta, RSUP Dr. Kariadi Semarang, dan RSUD Dr. Moewardi Solo. Selain itu, uji validasi juga dilakukan di RSUD Dr. Soetomo dan RS Unair.

Rapid diagnostic Non-PCR ini, katanya, juga dapat digunakan untuk memonitor orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pemantauan (PDP), atau pascainfeksi. Selain diklaim berbiaya murah, RDT tersebut memiliki kelebihan deteksi dalam 5 menit hingga 10 menit, mudah, praktis, sensitivitas yang tinggi serta spesifik.

Rapid diagnostic Non-PCR itu juga diklaim dapat dilakukan di mana saja, seperti di jalan, sekolah, pasar, stasiun, bandara, dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Zufrizal
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro