Calon vaksin virus Corona (Covid-19)./Shutterstock
Health

Update Obat dan Vaksin Virus Corona di Dunia

Desyinta Nuraini
Sabtu, 23 Mei 2020 - 07:13
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah negara sedang mengembangkan vaksin dan obat untuk mencegah dan menekan laju kematian akibat virus corona atau Covid-19. Ada yang menunjukkan hasil signifikan, ada pula yang gagal dalam tahap uji coba.

Berikut gambaran pengembangan vaksin dan obat untuk Covid-19, dilansir dari Times of India:

1. Pembaruan vaksin Covid-19 saat ini

Vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford gagal setelah tidak menunjukkan reaksi signifikan saat diuji coba pada monyet. Hewan yang menerima suntikan tersebut tetap terinfeksi Covid-19. Berbanding terbalik, vaksin yang dikembangkan Moderna berhasil menciptakan antibodi pada 8 dari 45 orang relawan yang diinjeksi.

Berita tersebut menjadi kabar terbaru dari pengembangan vaksin dan obat-obatan untuk Covid-19. Sejauh ini, jumlah jumlah kasus positif Covid-19 di dunia telah melampaui angka 5 juta dan 336.000 orang diantaranya meninggal dunia. Saat ini lebih dari 100 vaksin dikembangkan berkejaran dengan jumlah penularan virus corona baru.

2. Status terkini dari berbagai vaksin potensial

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui ada 7 hingga 8 pelopor vaksin yang potensial. Namun mereka menekankan pengembangan vaksin yang efektif dan cocok untuk manusia dipercepat. Namun, penting untuk dicatat bahwa walaupun para ahli dan peneliti medis bekerja dengan kecepatan sangat tinggi untuk mengembangkan vaksin, biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk vaksin dikembangkan.

Bahkan dengan upaya yang dipercepat, vaksin potensial harus melalui serangkaian uji coba untuk menguji keamanan dan kemanjurannya dan mungkin diperlukan lebih dari 12-18 bulan untuk hal tersebut. Ini karena menyelesaikan setiap langkah diperlukan untuk memberikan vaksin yang aman.

3. Vaksin berbasis RNA oleh Moderna Inc

Moderna Inc. yang berbasis di AS telah berhasil menyelesaikan uji coba vaksin tahap 1. Vaksin berbasis RNA-nya saat ini disebut mRNA-1273, menggunakan pendekatan alternatif bila dibandingkan dengan vaksin tradisional. Vaksin mRNA membawa urutan mRNA yang merupakan instruksi molekuler untuk membuat protein virus dan memerintahkan sel untuk membuatnya. Tubuh kemudian akan menghasilkan antibodi untuk melawan virus baru.

Vaksin mRNA-1273 yang dikembangkan oleh Moderna Inc. berisi untai mRNA dari lonjakan protein SARS-CoV-2. Perusahaan farmasi ini mengklaim bahwa percobaan yang dilakukan pada Maret berbuah positif pada 8 orang sukarelawan. Perusahaan saat ini sedang merencanakan uji coba berskala luas untuk menguji lebih lanjut kemanjuran vaksin yang dijadwalkan akan dimulai pada Juli.

4. Vaksin Universitas Oxford

Vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford menggunakan jenis virus flu biasa yang dilumpuhkan, dikenal sebagai adenovirus yang menyebabkan infeksi pada simpanse. Kandidat vaksin dikembangkan dalam waktu 3 bulan dan menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji coba pada hewan.

Namun, laporan baru-baru ini telah mengkonfirmasi bahwa vaksin ChAdOx1 nCoV-19 tersebut tidak dapat mencegah infeksi pada monyet. Vaksin hanya bisa mencegah pneumonia.

5. Vaksin Sinovac

Sinovac Biotech Ltd. yang berbasis di Beijing siap memulai uji coba tahap akhir untuk menguji kemanjuran dan keamanan calon vaksinnya, PiCoVacc. Kandidat vaksin Sinovac ini sebelumnya menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji coba pada hewan karena berhasil menginduksi antibodi.

6. Vaksin Pfizer dan BioNtech

Pfizer yang berbasis di AS bekerja sama dengan perusahaan farmasi Jerman BioNtech untuk mengembangkan empat kandidat vaksin RNA untuk Covid-19.

Kandidat vaksin RNA mereka didasarkan pada messenger RNA yang dirancang khusus dan perusahaan mengaku telah menyelesaikan uji klinis di Jerman. Uji coba AS terhadap kandidat vaksin mereka BNT162 juga berlangsung di mana 360 sukarelawan sehat akan diberikan dosis vaksin yang berbeda. Mereka berencana untuk memperluas pengujian di berbagai negara bagian di AS dengan melibatkan 8.000 orang pada awal Juli.

7. Vaksin Novavax

Novavax yang berbasis di AS dan menerima dana US$388 juta dari Koalisi untuk Kesiapsiagaan Epidemi Inovasi siap memulai uji coba vaksinnya kepada manusia.

Vaksin yang diberi nama NVX-CoV2373 menunjukkan hasil positif dalam uji coba hewan dan perusahaan tersebut akan memulai uji coba manusia pada 130 sukarelawan dari Australia. Kandidat vaksin telah direkayasa dari urutan genetik virus SARS-COV-2 yang menyebabkan Covid-19.

8. Vaksin raksasa rokok Inggris

Pembuat rokok nomor 2 dunia, British American Tobacco baru-baru ini mengklaim bahwa mereka sedang mengembangkan vaksin menggunakan protein dari daun tembakau. Mereka menyebut kandidat vaksin telah menunjukkan harapan dalam uji pra-klinis dan perusahaan sedang menunggu persetujuan FDA untuk memulai tahap 1 uji klinis pada manusia.

9. Vaksin Inovio

INOVIO Farmasi yang sedang mengembangkan vaksin berbasis DNA di lab San Diego mengklaim bahwa kandidat vaksin mereka telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji coba awal dan menghasilkan antibodi pelindung pada tikus dan kelinci percobaan.

Perusahaan telah memulai uji coba manusia pada April kepada 40 peserta yang diberi dua dosis vaksin INO-4800. Dosis diberikan terpisah dalam 4 minggu. Hasil vaksin INOVIO ini diharapkan akan muncul pada akhir Juni.

10. Favipiravir: Obat potensial untuk pengobatan Covid-19

Ketika negara-negara di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin untuk Covid-19, perusahaan farmasi India Strides siap menguji obat favipiravir, yang disebut-sebut sebagai obat potensial untuk Covid-19. Perusahaan telah menerima persetujuan dari Pengawas Obat-obatan Umum India untuk memulai uji klinis obat.

Sebelumnya, Jepang telah menyetujui obat antivirus ini untuk pengobatan influenza pada 2014. Menurut sebuah makalah penelitian yang diterbitkan di PubMed.gov, Favipiravir, yang disebut-sebut sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19 adalah agen antivirus dan menunjukkan aktivitas anti-virus terhadap virus RNA lain seperti arenavirus, bunyavirus, dan filovirus.

Selain Strides Pharma yang berbasis di Bengaluru, perusahaan India lainnya, Glenmark juga sedang menguji kemanjuran obat Favipiravir dan sedang melakukan uji klinis tahap 3.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro