Bisnis.com, JAKARTA -- Bisnis kuliner yang sangat terdampak selama pandemi Covid-19 akibat pembatasan sosial masih bisa eksis lewat kegiatan sosial dan kerelawanan sejenis corporate social responsibility.
Menurut Ketua Umum Perkumpulan Chef Profesional, Bambang Nurianto sebagian besar pelaku kuliner berbasis pariwisata dan hospitality memang sangat terdampak akibat pandemi. Dia menyebut, saat ini untuk memulai usaha kuliner kecil saja tak mudah akibat daya beli berkurang. Dia pun menilai, cara-cara bisnis kuliner bertahan lewat kegiatan sosial adalah strategi corporate social responsibility saja. Sayangnya cara ini belum tentu 100% bisa membantu bisnis kuliner.
“Dalam bisnis kuliner ini karyawan tetap terdampak. Banyak yang dirumahkan juga, tidak menerima kompensasi,” ungkap Bambang kepada Bisnis.
Chef Hengky Ambrosia, chef restoran Casa de Carne di bilangan Jakarta Selatan mengakui ada efek positif di tengah pandemi jika bisnis kuliner mau terlibat pada aksi sosial.
“Kami misalnya ada program setiap pembelian 200 box kita sumbangkan 1 box lunch meal lunch, jadi ini bisa sekalian brand awareness,” ujar Chef Hengky kepada Bisnis.
Sementara itu Chef Ragil Imam Wibowo menambahkan kegiatan CSR bagi makanan selama pandemi dari restoran untuk masyarakat rentan, pasien, dan tim medis adalah baik. Namun dia menilai kegiatan sukarela ini tidak akan bertahan lama.
"Ini belum tentu akan lama karena semua perusahaan terdampak kalau terus menerus restoran lakukan sendiri ya tergerus keuangannya kecuali ada sponsor," paparnya.