Angka pada timbangan badan jadi indikator bagi seseorang menentukan obesitas/Istimewa
Health

Bukan Hanya Obesitas, Penyakit Ini Tingkatkan Komplikasi Infeksi Covid-19

Desyinta Nuraini
Senin, 22 Juni 2020 - 15:12
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi bersama yang dilakukan oleh BioBank Inggris dan perusahaan pencitraan diagnostik yang berbasis di Oxford, Perspectum, menemukan orang dengan sepuluh persen lemak di hati berisiko tinggi terkena komplikasi apabila terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Meneliti dengan melakukan pemindaian hati dari 42.146 sukarelawan BioBank Inggris dan 397 pasien Covid-19 di rumah sakit, mereka menemukan bahwa obesitas tidak meningkatkan risiko komplikasi jika lemak hati mereka dalam kisaran yang sehat.

Namun, mereka yang mengalami obesitas dan memiliki hati berlemak, dua setengah kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit akibat infeksi virus corona.

“Kita tahu diabetes dan hipertensi meningkatkan risiko komplikasi dari coronavirus. Sekarang nampak perlemakan hati juga bisa menjadi faktor risiko,” ujar Profesor Stephen Ryde, penasihat medis untuk British Liver Trust dilansir dari Express UK, Senin (22/6/2020).

Kendati demikian, bukan berarti mereka yang mengalami obesitas bisa lega. Sebab obesitas juga dapat meningkatkan kemungkinan perlemakan hati.

Perlemakan hati atau hepatic steatosis adalah penumpukan lemak yang berlebih pada organ hati. Penumpukan abnormal tersebut dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati yang seharusnya memproses makanan dan minuman, serta menyaring zat berbahaya dari darah. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, dapat memicu peradangan hati yang menimbulkan jaringan parut (fibrosis), bahkan dapat mengarah pada kondisi sirosis yaitu terbentuknya jaringan parut luas yang merusak struktur hati dan mengganggu fungsi hati.

Data BioBank Inggris menemukan sebanyak 1 dari 9 populasi orang dewasa memiliki lebih dari sepuluh persen lemak di hati mereka. Ini berarti 1 dari 9 orang dewasa akan berisiko lebih tinggi.

Dr Matt Kelly, Kepala Staf Inovasi di Perspectum dan penulis utama penelitian ini mengatakan hati berlemak tergolong penyakit senyap yang tidak mudah diketahui tanpa melakukan pemeriksaan.

Dr Aseem Malhotra, ahli jantung terkemuka, yang berspesialisasi dalam kesehatan terkait diet mengatakan semakin jelas bahwa kelebihan lemak tubuh pada banyak orang bahkan mereka yang memiliki BMI normal adalah faktor risiko yang signifikan untuk komplikasi Covid-19.

“Hati berlemak adalah salah satu manifestasi paling awal dari pola makan dan gaya hidup yang buruk dan ini sebagian besar didorong oleh diet tinggi karbohidrat dan gula halus. Kurangi karbohidrat olahan,” tegasnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro