Vape/Istimewa
Health

Bukan Cuma Rokok, Vape Juga Tingkatkan Risiko Infeksi Covid-19

Desyinta Nuraini
Senin, 29 Juni 2020 - 14:49
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Vape belakangan dijadikan alternative bagi mereka yang ingin berhenti merokok. Banyak yang beranggapan vape lebih baik untuk kesehatan dibandingkan rokok.

Dilansir dari Metro UK, Senin (29/6/2020), para ilmuan mengatakan baik merokok maupun vaping (menggunakan vape atau rokok elektrik) dapat memperkeras arteri dan meningkatkan risiko pembengkakan pada paru-paru.

Sebuah analisis oleh tim peneliti internasional menemukan bahwa rokok tembakau, secara umum, lebih berbahaya daripada rokok elektronik. Namun tim tersebut juga mengatakan bahwa merokok dengan menggunakan waterpipe, yang mengeluarkan asap melalui air sebelum menghirup, sama merusaknya dengan merokok tembakau dan karenanya, itu tidak dapat dianggap sebagai alternatif yang sehat.
Mereka menambahkan bahwa merokok dan vaping dapat meningkatkan risiko orang mengalami gejala Covid-19 yang parah.

Berdasarkan temuan mereka yang diterbitkan dalam European Heart Journal, para ilmuwan mendesak orang untuk mencoba berhenti merokok, terlepas dari metode apa yang mereka gunakan. Tetapi para ahli berpendapat bahwa tinjauan tersebut tidak memberikan kejelasan tentang apakah efek berbahaya yang terlihat pada vaping berasal dari penggunaan rokok tembakau sebelumnya. Adaoun sebagian besar pengguna vape adalah mantan perokok tembakau.

Para peneliti melihat efek masing-masing pada kondisi medis, termasuk kanker paru-paru dan penyakit paru obstruktif kronis (COPD).

Dibandingkan dengan bukan perokok, penggunaan rokok tembakau, waterpipe, dan vape meningkatkan risiko PPOK. Rokok dan cerutu air (waterpipe) juga meningkatkan risiko kanker paru-paru, tetapi para peneliti mengatakan tidak ada cukup bukti untuk menilai risiko tersebut pada pengguna vape.
Tim peneliti juga melihat seberapa banyak ketiga teknik merokok ini membuat pembuluh darah menjadi kaku, indikator penting untuk risiko masalah jantung dan stroke. Dibandingkan dengan bukan perokok, rokok tembakau meningkatkan kekakuan arteri sebesar 10%, waterpipes sebesar 9%, dan vape sebesar 7%.
Profesor Thomas Munzel, dari departemen kardiologi University Medical Center Mainz di Jerman, yang pertama kali menulis studi ini, mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa meskipun vape tampaknya kurang berbahaya daripada tembakau, namun semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik itu juga dapat menyebabkan efek samping pada paru-paru, jantung, pembuluh darah, dan dapat meningkatkan risiko infeksi Covid-19.
Jacob George, seorang profesor kardiovaskular kedokteran dan terapi di University of Dundee, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan perlu diteliti lebih lanjut seberapa besar efek yang terlihat pada pengguna vape yang sebelumnya perokok tembakau aktif. “Tidak ada penelitian sejauh ini yang secara akurat dan absolut mengukur dampak sebelumnya dari merokok tembakau pada disfungsi vaskular pada pengguna e-rokok individual seperti yang kita tahu bahwa sebagian besar perokok e-rokok adalah mantan pengguna rokok tembakau dan beberapa juga pengguna ganda.” tuturnya.
Dia juga menilai dampak khusus bvape pada fungsi vaskular masih perlu ditinjau untuk memahami risiko dan manfaat vape, yang secara komparatif mengandung secara signifikan lebih sedikit dari 7.000 bahan kimia berbahaya yang ada di setiap rokok tembakau.
Sementara itu, Dr Nick Hopkinson, pembaca obat pernafasan di Imperial College London, yang juga tidak terlibat dalam penelitian ini, menambahkan bahwa orang perlu menggunakan sumber pengganti nikotin, seperti vape, untuk berhenti merokok. Perokok aktif biasanya butuh alternatif untuk menghindari kebiasaannya merokok.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro