Bisnis.com, JAKARTA - Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di pusat pendidikan Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (AD) serupa dengan yang terjadi di asrama pekerja migran di Singapura pada April lalu.
Hal tersebut disampaikan Ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif. Menurutnya asrama memang tempat paling potensial untuk berkembangnya Covid-19. Pasalnya di lokasi itu menjadi tempat hidupnya banyak orang hingga sulitnya menjaga jarak.
"Saya dari awal bilang salah satu cluster potensial itu di asrama," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (10/7/2020).
Baca Juga 12 Manfaat Susu Bagi Kesehatan Kulit |
---|
Dia menjelaskan lonjakan kasus positif Covid-19 yang terjadi di Secapa AD kemungkinan juga didukung kurangnya kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan. Terlebih pastinya mereka melakukan aktivitas fisik. "Susah kalau anak muda. Umumnya kesadarannya agak cuek dibandingkan orang tua," imbuhnya.
Syahrizal menerangkan bahwa kemungkinan lain penyebaran ini tidak diketahui pasti karena ada pembawa asimtomatik atau mereka yang tidak menunjukkan gejala hingga akhirnya menularkan ke yang lain.
Soal kemungkinan potensi super spreader atau satu orang bisa menularkan lebih dari 30 orang, dalam kasus seperti ini menurutnya bisa saja. Namun biasanya 1 orang pembawa virus hanya mampu menularkan kepada 3-4 orang.
"Dalam situasi wabah biasa begini, ada sih, tapi tidak selalu ada, (super spreader)," sebutnya.
Namun sekali lagi dia lebih menekankan bahwa kejadian di Secapa AD karena kurangnya kesadaran para calon perwira untuk menerapkan protokol kesehatan.
Sementara itu dia mengimbau agar para peserta didik Secapa AD dilarang untuk keluar dari lokasi tersebut dan melakukan karantina selama 14 hari. Bagi yang mengalami gejala ringan sampai sedang, cukup mengonsumsi vitamin C.
Setelah 14 hari, para calon perwira itu juga perlu melakukan swab kembali setidaknya 2 kali untuk memastikan bahwa mereka sembuh dari Covid-19. "Mereka nggak boleh keluar asrama sampai sembuh," tukas Syahrizal.