Ilustrasi kanker paru/Istimewa
Health

Ini Tips Pola Konsumsi Bagi Penderita Kanker Paru

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Sabtu, 8 Agustus 2020 - 13:21
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Penderita kanker sering sekali menemukan mitos yakni mengontrol konsumsi makanan atau diet ketat untuk mengurangi mutasi sel kanker.

Dokter Paru, Sita Laksmi Andarini mengungkapkan bahwa kanker tidak harus disembuhkan dengan diet ketat dan makan-makanan rendah kalori hanya demi menghambat pertumbuhan sel kanker. Dia menyebut penderita kanker khususnya kanker paru membutuhkan kalori untuk proses penyembuhan.

“Perlu kalori untuk memerangi kanker, serta vitamin yang larut dalam lemak, lalu unsur mineral, vitamin D. Jangan hanya karena sudah kemoterapi tidak dilengkapi sama sekali dengan treatment misal menjemur badan, dan makanan sehat,” ungkap Sita melalui IG Live bersama CISC Indonesia, Sabtu (8/8/2020).

Sita menyebutkan, kalori sangat bermanfaat untuk meregenerasi sel serta menjaga daya tahan tubuh. Pada masa pandemi Covid-19, penderita kanker masuk salah satu daftar orang yang rentan tertular Covid-19 karena sistem imun yang menurun akibat proses penyembuhan seperti misalnya kemoterapi. Oleh sebab itu, asupan makanan juga harus terkendali tanpa menurunkan kadar kalori.

“Daya tahan atau imunitas pasien kanker itu lebih rentan daripada orang sehat, jadi mereka lebih mudah terpapar Covid-19. Apalagi setelah terdampak Covid-19, biasanya fungsi paru sudah berkurang,” jelas Sita.

Dia pun menegaskan, pentingnya pengobatan bagi penderita kanker paru berjalan dengan normal. Begitu pula dengan konsumsi obat-obatan dan perawatan kanker paru harus dilakukan sesuai prosedur. Setiap protokol kesehatan saat ke rumah sakit sangat wajib dilakukan antara lain; memakai masker, mencuci tangan.

“Jika respon pengobatan seperti terapi berhenti selama pandemi, kanker bisa saja hilang, atau bisa hilang parsial saja. Beberapa pun ada yang mengecil atau ada pula yang progresif artinya membesar dan meluas,” jelasnya.

Sita menambahkan pentingnya upaya preventif dalam menanggulangi kanker paru. Kondisi ini menjadi tantangan karena prevalensi perokok dewasa di Indonesia sangat besar terutama laki-laki.

Pasalnya dari 10 orang, ada 6-7 orang adalah perokok aktif, sisanya sangat berpotensi menjadi perokok pasif yang mengisap asap rokok.

Beberapa temuan lain mengupayakan langkah preventif kanker paru karena masih banyak masyarakat Indonesia yang bekerja di kawasan yang rentan menyebabkan masalah pernapasan, misalnya pabrik semen.

Faktor lain untuk memulai langkah preventif adalah penelusuran riwayat penyakit paru atau kanker dalam keluarga. Sejumlah indikator inilah yang menurut Sita sangat penting menjadi pertimbangan bagi setiap orang yang berisiko untuk melakukan upaya preventif.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro