Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia, Filipina telah menggandeng China, sedangkan Singapura dan Jepang bermitra dengan perusahaan AS untuk mempercepat penelitian vaksin virus corona (Covid-19).
Selain empat negara di atas, ada juga Thailand dan India yang sangat percaya diri mengembangkan vaksin corona untuk memenuhi kebutuhan domestik. Para ahli mengatakan faktor geopolitik menjadi alasan pemerintah untuk menggandeng negara pencipta calon vaksin Corona, sambil menunjukkan tantangan yang melekat dalam vaksinasi skala luas.
Akankah vaksin Covid-19 pertama diproduksi oleh China, Amerika Serikat atau Inggris?
Saat ini telah ada sekitar 160 vaksin virus corona yang sedang dikembangkan secara global. Negara-negara pencipta vaksin virus corona juga sedang melakukan kesepakatan dengan perusahaan farmasi dan perusahaan milik negara untuk mendapatkan kesempatan pertama.
Dengan harapan, bila masyarakat bisa disuntikkan vaksin dengan cepat, maka ini berpotensi berdampak positif bagi ekonomi, setelah telah terpukul akibat gangguan perdagangan, pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Contohnya, penelitian yang dilakukan oleh perusahaan bioteknologi Amerika Arcturus Therapeutics untuk mengamankan dosis pertama dari setiap vaksin yang berhasil. Arcturus bermitra dengan Duke-NUS Medical School di negara pulau itu, sekarang berada dalam tahap awal pengujian manusia dengan tujuan memproduksi 30 juta dosis vaksin sekali pakai.
Wakil Direktur Program Penyakit Menular Duke-NUS, Ooi Eng Eong mengatakan jumlah dosis yang diproduksi pada batch pertama kemungkinan akan melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh Singapura dan mungkin tersedia untuk didistribusikan ke negara lain. Sementara itu, Singapura telah bekerja sama dengan produsen farmasi yang lebih kecil.
