Bisnis.com, JAKARTA -- Menggendong bayi ternyata merupakan salah satu terapi yang cocok bagi para ibu pasca melahirkan.
Baby Blues Syndrom hingga ragam masalah keseimbangan hidup yang dialami perempuan pasca melahirkan. Oleh sebab itu perlu terapi yang ideal bagi para ibu untuk bisa mengatasi masalah tersebut demi terjaganya kesehatan mental.
Pendiri Komunitas Indonesian Babywearers Yohana Habsari mengakui sulitnya memulai hidup sebagai seorang ibu ketika masih bekerja sebagai pegawai negeri di Direktorat Jenderal Pajak.
Yohana mengisahkan pengalaman pertama pascamelahirkan sempat membuat dia merasa dunia begitu kacau, banyak pekerjaan yang tak terselesaikan.
Hal ini diperparah dengan stigma buruk terhadap ibu pekerja yang baru melahirkan dan terpaksa meninggalkan anaknya.
Dia mengenang dalam proses yang sulit itu, dia lantas mencoba menggendong sang anak. Uniknya ada perasaan bahwa dia berdaya, dan bisa mengatasi semua masalah itu.
Optimisme hadir dan membuat kepercayaan dirinya meningkat. Apalagi ketika dia menggendong si anak, dan si bayi lantas berhenti menangis, lalu bayi pun menjadi lebih dekat dengan dirinya ketimbang pengasuh, neneknya, ataupun mertua saya.
"Ada perasaan bebas dan bahagia yang membuat saya terdorong membagikan pengalaman ini dan membentuk komunitas,” kata Yohana dalam webinar di Facebook Live, Selasa (22/9/2020).
Oleh sebab itu Yohana mulai menyebarkan pengalaman itu di media sosial. Dia lantas membentuk Facebook Group, Indonesian Babywearers dan memperkenalkan cara menggendong anak dengan aman, nyaman, dan benar.
Anggota pun aktif untuk berbagi pengalaman dan ilmu seputar manajemen rumah tangga dan tumbuh kembang anak. Yohana menyebut, jumlah anggota komunitas ini sekitar 108.000 anggota, yang tersebar di Jakarta, Sidoarjo, Cimahi, hingga Batam.
Tak hanya berdiskusi melalui media sosial, komunitas ini pun aktif melakukan kopi darat setiap bulan berbentuk seminar dan workshop.
Melihat dampak signifikan yang diberikan dari komunitas ini, Facebook menjadi pendukung Indonesian Babywearers. Komunitas ini terpilih menjadi pemenang dari Program Community Accelerator yang dikelola Facebook.
Melalui program ini Facebook memberi investasi berupa pengembangan komunitas dengan total dana US$3 juta pada setiap program bagi setiap komunitas terpilih di seluruh dunia.
Facebook juga memberikan fitur baru untuk membantu komunitas menjangkau anggota baru. Tak hanya itu, Facebook pun memberikan fasilitas Learning Labs bagi para pemimpin komunitas untuk mengakses kelas digital sebagai bensin mengelola komunitas dalam jangka panjang.
Kepala Kemitraan Komunitas untuk Asia Pasifik di Facebook, Grace Clapham menambahkan, melalui Program Community Accelerator, perusahaan milik Mark Zuckerberg ini berharap bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi tantangan kehidupan sosial saat ini.
“Kami ingin memberikan pengetahuan, informasi, membantu orang terhubung dan menciptakan dampak positif dalam kehidupan masyarakat,” jelas Grace.