Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti vaksin asal Indonesia menyepakati produksi vaksin TBC di Ukraina, berkolaborasi dengan perusahaan Indonesia di Ukraina, LLC Pravitna Genius Sel.
Peneliti vaksin tersebut adalah Satria Arief Prabowo yang merupakan doktor termuda di Indonesia.
Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu dinobatkan sebagai Doktor termuda di Indonesia dalam bidang Ilmu Kedokteran oleh Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) pada tahun 2019 lalu. Satria Arief Prabowo yang meraih gelar Dr , MD, dan Ph.D ini lulus dari FK Unair tahun 2012.
Sementara itu, Petrus Freddy Cahyono merupakan investor outbound Indonesia dan sekaligus pemilik perusahaan Indonesia di Ukraina, LLC Pravitna Genius Sel.
Rencana produksi vaksin ini ditandai dengan penandanganan Letter of Intent (LoI) antara LLC Pravitna Genius Sel dengan Immunitor Ltd (Canada) di Brovary, Ukraina, Rabu (7/10/2020).
Salah satu inovasi yang dibuat Satrio dan timnya adalah terciptanya vaksin oral. Vaksin bukan berupa cairan yang disuntikkan dalam tubuh, tetapi melalui tablet yang bisa langsung bereaksi ke sumber penyakit, di samping sebagai suplemen daya tahan tubuh.
Petrus F. Cahyono menambahkaan vaksin yang dikembangkan tersebut memiliki kemampuan memproteksi sel di dalam tubuh.
Dengan begitu, ujarnya, dapat dikembangkan sebagai alternatif bagi proses penyembuhan penderita Covid-19.
"Untuk itu ke depannya kedua pihak akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang obat dimaksud sebagai alternatif pengobatan Covid-19," kata Petrus dikutip dari siaran pers, Kamis (8/10/2020).
Dubes Yuddy Chrisnandi menyatakan rasa bangganya bahwa vaksin hasil penelitian anak bangsa ini akan diproduksi di Ukraina dan untuk dipasarkan di Ukraina serta wilayah Eropa lainnya.
"Kemungkinan dipasarkan pula dan digunakan hingga Indonesia. Ini bukan hanya berita yang menggembirakan bagi Indonesia dan Ukraina," ujarnya.
Yuddy mengatakan kerja sama produksi vaksin ini tidak semata-mata akan mendatangkan keuntungan bagi kedua negara, tetapi juga bagi kesehatan dan keselamatan umat manusia.
Kendati dinilai berpotensi, WHO menyatakan dalam laman resminya bahwa belum ada bukti jika vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG) - digunakan untuk mencegah TBC berat pada anak-anak - dapat melindungi manusia melawan Covid-19.
Ada dua uji klinis yang sedang berlangsung guna menguji kebenaran hipotesis ini.
Berdasarkan basis data ilmiah dan hasil repositori uji klinis, ditemukan bahwa negara yang menggunakan vaksin BCG melaporkan kasus Covid-19 yang lebih sedikit.