Bisnis.com, JAKARTA – Gangguan makan (eating disorder) merupakan penyakit serius yang berdampak pada kesehatan hingga mengancam nyawa seseorang.
Gangguan makan biasanya terjadi di rentang usia remaja dan dewasa muda. Penyebab gangguan makan ini biasanya merupakan gabungan dari faktor genetik, biologis, dan masalah psikologis.
Mengutip dari Mayo Clinic, berikut 2 jenis gejala gangguan makan berdasarkan jenisnya:
Bulimia nervosa
Bulimia nervosa atau bulimia merupakan gangguan makan yang berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa. Bulimia dapat dialami oleh siapa saja, terutama wanita dewasa dan remaja yang cenderung memiliki risiko bulimia daripada laki-laki.
Penderita bulimia merasa tidak puas dengan berat badan atau postur tubuhnya. Penderita bulimia melakukan cara yang tidak sehat untuk menurunkan berat badannya, yaitu dengan mengeluarkan makanan secara paksa, baik dengan memuntahkannya atau menggunakan obat pencahar.
Gejala awal penderita bulimia adalah melakukan diet ketat. Mereka sama sekali tidak makan atau hanya mengonsumsi makanan tertentu namun dalam jumlah yang sangat sedikit.
Penyebab utama dari bulimia belum diketahui secara pasti. Namun, banyak faktor yang dapat berperan dalam gangguan makan, yaitu:
Faktor biologis
Jika salah satu anggota keluarga inti (saudara kandung, orang tua atau anak-anak) menderita gangguan makan atau bulimia, menunjukkan kemungkinan hubungan genetik. Kelebihan berat badan saat kecil atau remaja dapat meningkatkan risiko.
Faktor psikologis dan emosional
Risiko terkena bulimia semakin tinggi jika seseorang memiliki masalah psikologis dan emosional, seperti depresi, gangguan kecemasan atau gangguan penggunaan zat. Orang dengan bulimia mungkin merasa negatif tentang diri mereka sendiri. Dalam beberapa kasus, peristiwa traumatis dan stres lingkungan mungkin menjadi faktor yang berkontribusi.
Faktor diet
Orang yang diet juga berisiko lebih tinggi terkena bulimia. Banyak orang dengan bulimia sangat membatasi kalori dan kemudian memuntahkannya.
Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa atau anoreksa merupakan gangguan makan yang ditandai dengan rasa takut yang berlebihan apabila berat badan bertambah, dan gangguan persepsi pada bentuk tubuh.
Penderita anoreksia terobsesi untuk memiliki tubuh kurus dan melakukan berbagai hal upaya untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal menurut mereka.
Untuk memperoleh atau menjaga bentuk tubuh kurus, penderita akan berusaha keras dalam membatasi porsi makan seminimal mungkin. Meski berat badan sudah banyak berkurang, penderita anoreksia akan terus berolahrga secara berlebihan karena takut berat badan mereka bertambah.
Penyebab utama dari anoreksia belum diketahui. Namun para ahli mengaitkan penyakit ini dengan kombinasi faktor lingkungan, psikologis, dan biologis.
Faktor lingkungan
Budaya modern memandang kecantikan atau ketampanan, kesuksesan, dan kekayaan sering disamakan dengan tubuh kurus. Hal ini disebabkan karena dorongan sebaya yang dapat membantu memicu keinginan untuk menjadi kurus, terutama di kalangan gadis-gadis muda.
Faktor psikologis
Penderita anoreksia memiliki kecemasan yang membuat mereka menjalani diet ketat. Penderita juga memiliki dorongan ekstrim ke arah perfeksionisme untuk tampil sempurna karena mereka merasa tidak cukup kurus.
Faktor biologis
Meski belum bisa dipastikan jenis gen yang terkait dengan anoreksia, tetapi para ahli menduga kondisi anoreksia diapicu oleh perubahan gen.