Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah dokumen yang bocor terkait sistem kesehatan di China menunjukkan adanya kasus penyakit yang tidak dilaporkan oleh negara tersebut sejak awal wabah terjadi.
Dokumen tersebut mengungkapkan bagaimana otoritas kesehatan menandai dokumen sebagai internal atau rahasia untuk menghentikan penyebab sebenarnya dari penyakit yang dilaporkan. Para jurnalis juga diberi perintah pelaporan yang ketat, menutupi angka yang sebenarnya agar tidak dirilis ke dunia.
Seperti yang ditunjukkan oleh dokumen yang diteruskan kepada CNN, kasus dibagi menjadi kasus yang dikonfirmasi, didiagnosis secara klinis, dan dicurigai. Dengan melakukan ini, para ahli kesehatan mengklaim hampir tidak mungkin untuk menetapkan jumlah sebenarnya dari wabah virus corona.
Sebagai contoh, salah satu data menunjukkan angka resmi yang dilaporkan pada 10 Februari adalah sebanyak 2.478 kasus. Akan tetapi faktanya menunjukkan ada 5.918 kasus diidentifikasi pada hari tersebut. Ini merupakan salah satu kebocoran data paling signifikan dari China.
Dilansir dari Express UK, Senin (7/12/2020) seorang teknisi laboratorium mengatakan kepada Press Association bahwa menjadi hal yang mustahil untuk mengonfirmasi kasus baru virus corona di Wuhan, sementara Partai Komunis memaksa lembaga lokal untuk memberikan seluruh data kepada pemerintah pusat.
Seorang staf di Chinese Center for Disease Control and Prevention juga mengklaim praktik yang tidak normal sehingga mereka yakin pengujian sedang diblokir. Selain itu, dokter dari Zhongnan Hospital juga memberi peringatan atas terhalangnya data dan mengkritik kriteria kasus yang dilaporkan.
China adalah negara pertama yang melaporkan kasus virus dan saat ini memiliki 86.619 kasus yang dikonfirmasi. Namun, sejumlah ahli medis dunia mempertanyakan angka sebenarnya wabah virus di negara itu.
Presiden AS Donald Trump telah memimpin seruan untuk melakukan penyelidikan independen terhadap virus tersebut dan mengklaim memiliki bukti yang diduga ditutup-tutupi - meskipun rinciannya tidak dirilis.
Minggu ini, pejabat China mengumumkan bahwa mereka akan mempercepat persetujuan vaksin virus corona buatan dalam negeri. Hingga kini, negara itu memiliki lima vaksin yang siap diproduksi dan sedang diuji di negara-negara seperti Rusia, Meksiko, dan Mesir.
Namun, para pejabat belum menyatakan bagaimana mereka akan memerankan vaksin untuk 1,4 miliar orang. Sementara, lebih dari satu juta petugas kesehatan dan orang lain yang dianggap berisiko tinggi telah menerima vaksin eksperimental untuk penggunaan darurat.