Petugas medis memasukkan sampel tes usap seorang pasien dalam kunjungan pemeriksaan kesehatan ke rumah-rumah di New York, AS, Selasa (4/8/2020)./Bloomberg-Angus Mordant
Health

Ilmuwan Sebut Mutasi Virus Corona di Inggris ‘Muncul Tiba-Tiba’

Syaiful Millah
Kamis, 17 Desember 2020 - 09:29
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah strain mutan baru virus corona telah berkembang di beberapa wilayah Inggris. Strain tersebut diperkirakan memicu peningkatan pesat kasus harian baru, tetapi ilmuwan mengakui belum mengetahui darimana mutasi itu berasal.

Para ahli percaya peningkatan prevalensi di dua wilayah Inggris – London dan Essex - yang masuk dalam tingkat mengkhawatirkan dalam beberapa hari terakhir itu terkait dengan mutasi yang terdeteksi pada strain virus corona baru.

Nick Loman dari Institute of Microbiology and Infection di University of Birmingham dan anggota konsorsium Covid-19 Genomics UK (COG-UK) mengatakan ada 17 perubahan yang memengaruhi struktur protein dalam beberapa hal. Hal tersebut membedakan varian ini dengan varian lain yang beredar.

“Mengejutkan. Ada cabang yang sangat panjang kembali ke nenek moyang virus yang sama dan itu masalah yang perlu diketahui mengapa bisa demikian. Menariknya, tidak ada indikasi strain tersebut telah berkembang di negara lain. Itu muncul begitu saja,” katanya seperti dikutip Express UK, Kamis (17/12).

Loman melanjutkan bahwa ada jarak yang panjang antara kasus pertama dengan varian baru ini pada akhir September. Menurutnya, hanya ada sedikit contoh varian tersebut di negara lain sehingga bisa dikatakan strain corona baru itu merupakan fenomena yang terjadi di Inggris.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menyebutkan strain virus baru ini di House of Commons. Banyak perubahan terkait protein lonjakan virus, yang memungkinkannya menempel pada sel manusia dan menyebabkan penyakit.

Perubahan itu penting karena sebagian besar vaksin Covid-19 protein ini, sehingga muncul kekhawatiran bahwa perubahan strain dapat mencegah orang kebal dari vaksin yang ada. Namun, Amesh Adalja, sarjana senior di Johns Hopkins Center for Health Security mengatakan ini adalah hal yang perlu dipantau.

Sementara itu, COG-UK dalam sebuah pernyataan menyatakan saat ini upaya sedang dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah salah satu mutasi baru virus itu berkontribusi pada peningkatan penularan atau tidak.

“Saat ini tidak ada bukti bahwa varian ini berdampak pada keparahan penyakit atau akan membuat vaksin menjadi kurang efektif, meskipun kedua pertanyaan itu memerlukan penelitian lebih lanjut. Kami akan memberikan pembaruan lebih lanjut,” kata pernyataan tersebut.

Dalam pernyataan yang sama, COG-UK mengatakan telah mengembangkan ringkasan laporan mutasi yang akan dirilis secara online setiap minggu sebagai pendamping laporan cakupan. Prototipe pertama akan dirilis pada 18 Desember waktu setempat.

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro