Setelah masuk Tim Nasional Pengembangan Vaksin Merah Putih untuk mendukung kemandirian vaksin dalam negeri, LIPI harus bekerja keras untuk mewujudkan vaksin tersebut. /LIPI
Health

5 Mitos vs Fakta Seputar Vaksin Covid-19

Ika Fatma Ramadhansari
Jumat, 8 Januari 2021 - 09:58
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Munculnya vaksin Covid-19 menjadi secercah harapan bagi sebagian besar warga dunia menghadapi krisis akibat pandemi. Namun, vaksin ternyata bisa menjadi hal yang menakutkan bagi beberapa kalangan. 

Hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang berseliweran dan tidak semuanya benar. Informasi seputar vaksin Covid-19 dan perkembangannya semakin banyak beredar di media sosial. Masyarakat pun kesulitan membedakan mana yang sesuai fakta atau pun hoax. 

Sebelum memutuskan mendapat vaksin Covid-19 atau tidak, penting bagi Anda untuk memisahkan mitos dari fakta-fakta. Berikut 5 mitos vs fakta seputar vaksin Covid-19, dikutip dari laman MU Health Care pada Jumat (8/1/2021):

1. Mitos: Vaksin Covid-19 tidak aman karena dikembangkan dengan sangat cepat.

Fakta: Vaksin Covid-19 ini terbukti aman dan efektif. Meskipun dikembangkan dalam waktu singkat, vaksin Covid-19 telah melalui proses Administrasi Makanan dan Obat yang sama ketatnya dengan setiap vaksin lainnya, memenuhi semua standar keamanan. Tidak ada langkah yang dilewati. 

Sebaliknya, kita patut bersyukur pada kolaborasi dan investasi seluruh dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk jangka waktu yang lebih singkat dalam pengembangan vaksin itu sendiri. Uji klinis dan tinjauan keamanan sebenarnya memakan waktu yang hampir sama dengan vaksin lainnya.

2. Mitos: Vaksin Covid-19 memiliki efek samping yang parah seperti reaksi alergi.

Fakta: Beberapa peserta dalam uji klinis vaksin memang melaporkan efek samping yang serupa dengan yang dialami dengan vaksin lain, termasuk nyeri otot, menggigil dan sakit kepala. 

Meski sangat jarang, orang dapat mengalami reaksi alergi yang parah terhadap bahan yang digunakan dalam vaksin. Itu sebabnya para ahli merekomendasikan orang dengan riwayat reaksi alergi yang parah seperti anafilaksis, terhadap ramuan vaksin sebaiknya tidak mendapatkan vaksinasi.

3. Mitos: Saya sudah didiagnosis dengan Covid-19, jadi saya tidak perlu menerima vaksin.

Fakta: Jika Anda sudah pernah tertular Covid-19, ada bukti bahwa Anda masih bisa mendapatkan keuntungan dari vaksin tersebut. Saat ini, para ahli belum mengetahui berapa lama seseorang terlindungi dari sakit lagi setelah sembuh dari Covid-19.

Kekebalan yang diperoleh seseorang dari infeksi, yang disebut kekebalan alami. Namun, kondisi itu bervariasi dari orang ke orang. Beberapa bukti awal menunjukkan kekebalan alami mungkin tidak bertahan lama.

4. Mitos: Setelah saya menerima vaksin Covid-19, saya tidak perlu lagi memakai masker.

Fakta: Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik tetap diperlukan sampai sejumlah orang kebal (herd immunity). Perlindungan terbaik satu sama lain sekarang adalah dengan terus mengikuti protokol kesehatan 3M. 

Ketika semakin banyak orang yang divaksinasi dan para ahli memiliki gagasan yang lebih baik tentang berapa lama kekebalan alami dan vaksin bertahan, maka para ahli kesehatan masyarakat akan memperbarui panduan mereka jika diperlukan.

5. Mitos: Anda bisa tertular Covid-19 dari vaksin.

Fakta: Anda tidak bisa tertular Covid-19 dari vaksin karena tidak mengandung virus corona yang hidup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro