Kemasan vaksin Covid-19 diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1/2021). Bisnis/Rachman
Health

Usai Indonesia, Giliran Turki Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 14 Januari 2021 - 08:45
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Pemerintah Turki memberikan izin untuk penggunaan darurat vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinovac Biotech China.

Selanjutnya, mereka akan melakukan vaksinasi massal dengan sasaran utama kelompok berisiko tinggi yakni petugas perawatan kesehatan.

Menteri kesehatan Turki Fahrettin Koca, dan anggota dewan penasihat ilmiah menerima suntikan pertama setelah otoritas pengatur kesehatan, Badan Obat dan Alat Kesehatan Turki, mengumumkan telah memberikan lampu hijau untuk digunakan di negara 83 juta penduduk itu.

"Saya sebelumnya mengatakan bahwa ada cahaya di ujung terowongan," kata Koca saat menerima dosis pertama vaksin, yang akan diberikan dalam dua dosis.

Koca mengatakan program vaksinasi Turki akan dimulai pada Kamis hari ini, dimulai dengan petugas kesehatan. Dia mendesak semua warga untuk divaksinasi, dengan mengatakan itu adalah cara paling menjanjikan untuk mengalahkan pandemi.

Vaksin Sinovac menjalani studi di Turki, Brasil, dan Indonesia, dan ada ketidakpastian tentang seberapa protektifnya.

?

Para peneliti di Brazil minggu lalu telah mematok vaksin sebagai 78 persen efektif untuk melindungi dari gejala penyakit - tetapi minggu ini mereka mengumumkan data yang menunjukkan secara keseluruhan, keefektifan hanya di atas 50 persen.

Para peneliti di Turki dan Indonesia telah mengumumkan tingkat efektivitas masing-masing 91 persen dan 65 persen. Organisasi Kesehatan Dunia WHO sendiri mengatakan vaksin apa pun yang setidaknya 50 persen efektif akan berguna.

Pengiriman pertama vaksin Sinovac, terdiri dari 3 juta dosis, tiba di Turki akhir bulan lalu. Turki dijadwalkan menerima total 50 juta dosis.

Turki sebelumnya juga telah mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk mendapatkan 4,5 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech, dengan opsi untuk mendapatkan 30 juta dosis lagi nanti, meskipun Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pembicaraan dengan BioNTech sedang berlangsung.

Turki telah melaporkan sekitar 2,34 juta infeksi dan sekitar 23.000 kematian.

Negara itu telah memberlakukan lockdown akhir pekan dan jam malam malam untuk melawan lonjakan kasus tersebut.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro